Kritik Kinerja Menkes Terawan, Faisal Basri: Lamban, Dia Kandidat Pertama yang Layak Di-reshuffle

4 Juli 2020, 06:27 WIB
Faisal Basri /

PR INDRAMAYU - Pakar ekonomi Senior Faisal Basri mengatakan, penanganan pandemi global Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto lamban.

Pria kelahiran tahun 1959 ini juga menyebut Terawan merupakan sumber masalah sehingga dirinya pantas menjadi kandidat pertama yang layak di-reshuffle oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Tidak bisa bisnis as usual, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengatakan berulang kali dana ada tapi Kementerian Keuangan tidak bisa mencairkan uang kalau tidak ada rencana kerjanya.

Baca Juga: Kronologi Tiga Petani Selamat dari Sembaran Petir, Namun Malah Tewas karena Dikubur Kotoran Sapi

"Sumber masalah adalah Kementerian Kesehatan yang tidak memasukkan rencana kerja, yang harus dipecat pertama Menteri Kesehatan," ungkap Faisal Basri pada Jumat, 3 Juli 2020.

Seperti diberitakan Galamedia News dengan judul 'Faisal Basri Sebut Terawan Agus Putranto Kandidat Pertama yang Layak Di-reshuffle', Faisal menyebutkan, kerja maksimal Kemenkeu dalam menganggarkan dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) sebesar Rp641,17 triliun, harus mandek karena realisasinya yang lamban.

Data dari Kemenkeu menunjukkan bahwa dana realisasi di bidang kesehatan baru tersalurkan sebesar 4,68 persen per 26 Juni 2020.

Baca Juga: Polisi Tetapkan Barista Starbucks Viral Jadi Tersangka, Dijerat Ancaman Hukuman 6 Tahun Penjara

Sementara itu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu menyebut kendala terletak pada kakunya sistem administrasi dan verifikasi insentif tenaga kerja dan lambatnya verifikasi klaim perawatan pasien di RS.

"Penyerapan di kesehatan masih rendah, mulai ada pergerakan tapi mudah-mudahan minggu depan akan bergerak cukup jauh dibandingkan minggu ini," katanya.

Sebelumnya Presiden Jokowi mengaku kecewa dengan kinerja Kementeriannya dan menyinggung opsi perombakan kabinet kerjanya.

Baca Juga: Dua Kendaraan Elektrik Siap Diluncurkan di Pasar Tiongkok, Isi Daya 80 Persen Cuma Perlu Waktu 1 Jam

Dalam pemaparannya, Jokowi menyampaikan rasa kecewanya terhadap kinerja para Menteri yang dinilai tidak memiliki progres kemajuan yang signifikan.

Bisa saja membubarkan lembaga, bisa saja reshuffle, sudah kepikiran kemana-mana saya. Entah buat Perpu yang lebih penting lagi, kalau memang diperlukan," kata Jokowi dalam sebuah video yang diunggah melalui kanal Youtube sekretariat Presiden beberapa waktu lalu.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Galamedianews

Tags

Terkini

Terpopuler