Mengenal Dusun Kasuran, Sebuah Desa di Sleman yang Warganya Tak Boleh Tidur Pakai Kasur

11 Maret 2021, 20:00 WIB
Terdapat tradisi unik di Dusun Kasuran, Desa Margodadi, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman, yakni warganya tak boleh tidur memakai kasur. /Portaljogja.com/Bagus Kurniawan

PR INDRAMAYU – Terdapat desa unik di Sleman tepatnya di Dusun Kasuran, Desa Margodadi, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman yang warganya tidak boleh tidur memakai kasur.

Warga Dusun Kasuran di Sleman memiliki tradisi unik yang perlu Anda ketahui yakni mereka tidak boleh tidur memakai kasur.

Larangan berupa tidak boleh tidur di kasur menjadi kepercayaan warga Dusun Kasuran yang terletak di Kabupaten Sleman.

Baca Juga: Bingung Ditanya soal Gaji saat Wawancara Kerja? Anda Bisa Pilih 2 Opsi Berikut, Apa Saja?

Meskipun bernama Dusun Kasuran, di wilayah tersebut terdapat larangan untuk tidak tidur memakai kasur.

Warga Dusun Kasuran pun mematuhi larangan tersebut dengan seksama, mereka memutuskan untuk tidur dengan tanpa menggunakan kasur.

Mereka takut terjadi sesuatu bila melanggar aturan tersebut. Meski demikian, warga bisa tidur di kasur bila sudah melakukan ruwatan.

Baca Juga: Soal Gejala Covid-19 yang Dirasakan Ari Lasso, Anang Hermansyah Akui Ashanty Juga Alami Hal yang Sama

Pantangan itu telah dipercaya oleh masyarakat sekitar dan tradisi ini telah diwariskan secara turun-temurun sejak zaman dulu.

Bila pantangan itu dilanggar, masyarakat percaya mereka akan mendapatkan musibah misalnya sakit dan mengalami kejadian aneh yang tidak terkira sebelumnya..

Letak Dusun Kasuran adalah 6 kilometer sebelah utara dari Pasar Godean Sleman atau barat laut Kota Yogyakarta.

Baca Juga: Ternyata 3 Zodiak Ini Tak Pernah Merasa Insecure dan Selalu Percaya Diri, Yuk Cek di Sini!

Sebagaimana diberitakan Portal Jogja dalam artikel berjudul “Desa Unik di Sleman, Warga Dusun Kasuran Pantang Tidur Pakai Kasur”, pantangan untuk tidur menggunakan kasur ini telah jadi warisan secara turun temurun dan masyarakat pun mempercayainya.

Kisah ini bermula dari pasangan suami istri yaitu Kyai Kasur dan Nyai Kasur yang berbeda pendapat saat akan turut berperang melawan Belanda bersama Pangeran Diponegoro.

Pasangan itu memiliki perbedaan pendapat. Kyai Kasur ingin ikut berperang, namun Nyai Kasur menolak.

Baca Juga: Memperingati Hari Isra Mi’raj, Sejarah Peristiwa Monumental Mengajarkan Sikap Moderat

Karena perbedaan pendapat itu, kemudian mereka berpisah. Kyai Kasur kemudian tinggal di Kasuran Wetan, sementara Nyai Kasur tinggal di Kasuran Kulon yang terletak bersebelahan dusunnya.

Mereka juga membuat perjanjian. Salah satu perjanjiannya adalah warga yang menetap di tempat itu kelak tidak boleh tidur menggunakan kasur. Perjanjian itu terus ditaati penduduk yang tinggal di sana hingga kini.

Selain itu antara warga Dusun Kasuran Wetan dan Dusun Kasuran Kulon tidak boleh ada yang saling menikah. Ada cerita warga luar desa yang pindah ke dusun tersebut, kemudian membawa kasur dan tidur di kasur kemudian mengalami sakit. Warga kemudian menggelar doa untuk kesembuhan.

Baca Juga: 5 Alasan Sederhana Orang Jepang Tidur di Lantai, Salah Satunya Karena Murah

Menurut Kepala Dusun Kasuran Wetan, Noor Sidiq, sebenarnya warga setempat boleh saja tidur menggunakan kasur. Namun hal itu dilakukan setelah mereka melalui prosesi ruwatan.

Ruwatan itu harus dilakukan seluruh warga bersama-sama. Tapi karena masih banyak warga yang ingin mengikuti tidur tanpa kasur, jadi ruwatan ini tak pernah dilakukan.***(Bagus Kurniawan/Portal Jogja)

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: Portal Jogja

Tags

Terkini

Terpopuler