Setahun Pandemi Covid-19 di Indonesia, Simak Angka Persentase Kematiannya yang Lebih Tinggi Dibanding Dunia

4 Maret 2021, 06:33 WIB
Ilustrasi kasus Covid-19 di Indonesia. /Pixabay/nastya_gepp

PR INDRAMAYU -  Tanggal 2 Maret 2021, menjadi peringatan setahun masuknya Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) ke Indonesia.

Berlangsung sejak kasus pertama yang dilaporkan oleh Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020 tahun lalu di Jakarta.

Masa awal pandemi, grafik perkembangan kasus aktif dan kematian di Indonesia menunjukkan peningkatan tajam.

Baca Juga: Perusahaan Swasta Sanggup Bayar Rp1 Juta Untuk Beri Vaksin Gotong Royong bagi Karyawan

Pemerintah berupaya melakukan percepatan penanganan untuk menekan laju penyebarannya hingga kini mulai berangsur turun grafiknya.

Sementara pada upaya pengobatan dan penyembuhan pasien yang terinfeksi Covid-19 perlahan terus meningkat.

Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari laman website covid19.go.id, dibandingkan dunia, rata-rata perkembangan Ccovid-19 di Indonesia lebih baik.

Baca Juga: Video Balasan Wanita Pamer Mobil Dinas TNI Viral, Terungkap Identitas yang Sebenarnya

Hal ini dilihat dari angka persentase dimana metode persentase kasus yang digunakan untuk melihat perbandingan antara satu lingkup yakni Indonesia dengan lingkup lainnya yakni negara-negara yang ada di dunia.

"Sebagai contoh, jumlah kasus di dunia tentunya akan selalu lebih tinggi dibandingkan Indonesia. Karena kasus dunia terdiri dari berbagai kasus di seluruh negara-negara yang terdampak Covid-19, sedangkan kasus di Indonesia terdiri dari satu negara saja," ungkap Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito.

Berikut adalah rincian perkembangan kasus aktif Covid-19 di Indonesia, dimana pada Maret 2020 naik tajam, kemudian trennya melandai hingga awal Oktober 2020. Kasus ini menunjukkan peningkatan selama Oktober dan cenderung kembali melandai hingga saat ini.

Baca Juga: Hati-hati Mengoleskan Pasta Gigi Pada Jerawat Anda, Simak Bahayanya

Tercatat data per 1 Maret 2021, perbandingan kasus aktif di Indonesia sebesar 11,41% dan dunia sebesar 19.05% menurut pernyataan Prof Wiku Adisasmito.

Dilanjutkan pada bulan Oktober yang terus menunjukkan penurunan yang konsisten hingga Oktober 2020. Dan sejak November 2020 hingga saat ini, trennya terlihat fluktuatif dan cenderung melandai, serta tidak setajam dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

Sementara pada kasus kematian di Indonesia cenderung fluktuatif meningkat sejak awal April 2020. Bulan-bulan selanjutnya, persentase kematian cenderung melandai. Pada kasus kematian dunia, juga meningkat tajam pada Maret - April 2020.

Baca Juga: Dukung Program Pemerintah, Giliran Ribuan Personel Polres Metro Jakarta Selatan Jalani Vaksinasi Covid-19

Sejalan dengan Indonesia, tren kasus ini melandai hingga saat ini. Dan per 1 Maret 2021, persentase angka kematian di Indonesia sebesar 2,71%, dan dunia 2,22% dengan selisih 0,5%.

Dilanjutkan dengan kasus kesembuhan di Indonesia, persentasenya menunjukkan kenaikan yang tajam hingga Agustus 2020, kemudian cenderung melandai meskipun terus menunjukkan peningkatan hingga saat ini.

Dibandingkan kesembuhan dunia yang sempat mengalami penurunan drastis selama Maret 2020 dan kembali meningkat hingga saat ini per 1 Maret 2021, persentase kesembuhan di Indonesia sebesar 85,88%. Sedangkan di dunia sebesar 78,74%.

Baca Juga: Hasil Swiss Open 2021 Hari Ini : Kalahkan Wakil Kanada, Kusumawardana-Rambitan Lolos Ke Babak Kedua

Berdasarkan data yang paparkan yang dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari laman website covid19.go.id, kasus Covid-19 menunjukkan bahwa Indonesia memiliki persentase kasus aktif yang lebih rendah dari dunia, dan persentase kesembuhan yang lebih tinggi dari dunia.

"Ini adalah hal yang perlu terus dipertahankan, dan tentunya tidak hanya berpatokan pada persentase saja, namun bagaimana memastikan bahwa kasus aktif dapat ditekan hingga 0 kasus, dan tidak ada sama sekali," ungkap Prof Wiku.

Indonesia yang menjadi megara dengan angka kematian  yang lebih tinggi dari dunia, dengan angka kematian telah mencapai lebih dari 36 ribu orang.

Angka ini tidak dapat ditolerir mengingat angka tersebut melambangkan nyawa yang penambahannya harus ditekan semaksimal mungkin hingga tidak ada kematian sama sekali. Untuk itu, kualitas penanganan adalah kunci menekan kasus aktif dan kematian, serta meningkatkan  kesembuhan.***

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: covid19.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler