Singgung Buzzer, FPI, dan Gus Mus, Ienas Tsuroiya: Kalau Ingin Berkampanye, Jangan Catut Abah Saya!

14 Desember 2020, 12:01 WIB
Tangkap layar/ienas tsuroiya /Twitter/@tsuroiya

PR INDRAMAYU – Salah satu putri KH Mustofa Bisri (Gus Mus), Ienas Tsuroiya, mencurahkan isi hatinya terkait informasi yang mencatut ayahnya.

Istri Ulil Abshar itu menyampaikan hal tersebut melalui akun Twitter resminya, @tsuroiya, pada 13 Desember 2020.

Dear para pendukung fanatik Pak Jokowi, buzzer atau bukan. Kalau kalian ingin berkampanye melawan FPI, lakukanlah dengan cara yg baik.

Baca Juga: [KABAR GEMBIRA] The Conjuring dan Mortal Combat Tayang 2021, Jangan Lewatkan 3 Film Lainnya!

“Jangan mencatut nama Abah saya, KH. Mustofa Bisri (Gus Mus). Setidaknya sudah tiga tahunan ini kami dibuat repot gara2 ulah kalian. Stop it!” tuturnya.

Di antara hal yang dikonfirmasi Ienas adalah:

  1. Tulisan yang dimuat Kata Kita yang mencatut Gus Mus sebagai penulisnya
  2. “Ketika Agama Kehilangan Tuhan” karya Iyyas Subiakto yang diklaim ditulis Gus Mus
  3. Video demo FPI yang di dalamnya ada puisi Gus Mus berjudul “Allahu Akbar” ditulis tahun 2005

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Benarkah PT. Astra Daihatsu Motor Buka Lowongan Kerja? Simak Penjelasannya

Pada 2018 silam, akun Kata Kita juga pernah mengunggah tulisan orang lain namun nama penulisnya diganti dengan Gus Mus.

“Pasang foto beliau pula. Saya lgsg komplain saat itu juga. Sempat ngeles, tapi ketika banyak yg mendukung saya, postingan hilang.”

Tulisan tersebut diduga beredar lagi masih dengan nama dan foto ulama kelahiran Rembang, Jawa Tengah tersebut. 

Baca Juga: Sedang Alami Masa Sulit? Simak Rekomendasi Drama Korea Berikut yang Bisa Menghiburmu

Saat mencari di mesin pencari Google, ternyata Ienas menemukan adanya oknum yang menambahkan nama Gus Mus di atas tulisan tersebut lalu langsung viral.

Setali tiga uang, hal sama terjadi pada berita terkait “surat terbuka” berjudul “Ketika Agama Kehilangan Tuhan”. Berita yang diklaim hoaks oleh Ienas Tsuroiya itu masih sering beredar di grup WhatsApp.

“Kasus yang menyangkut "surat terbuka" ini, sampai sekarang belum ketahuan siapa oknum yang menambahi kalimat berisi fitnah itu. Masih sering beredar di WAG. Berdasarkan pengalaman saya, kalau sudah masuk aplikasi Whatsapp, akan sangat sulit dihentikan penyebarannya,” cuit dia

Baca Juga: BERSIAPLAH! 5 Film Hollywood Berikut Bakal Tayang 2021, Ada Black Widow dan Mission Impossible 7

Tulisan berjudul itu diketahui pernah dimuat di salah satu laman berita nasional, laman tersebut lalu meminta maaf.

Sedangkan pihak Kata Kita masih belum menyampaikan permintaan maaf, unggahannya pun masih ada.

Sedangkan terkait video demo FPI, ia menyatakan bahwa puisi itu bersifat universal dan tidak menyerang satu kelompok tertentu.

Baca Juga: Usai Pilkada 2020, Satgas Covid-19 Beberkan Catatan dan Evaluasi, Begini Lebih Jelasnya

Digabungkannya suara Gus Mus membaca puisi tersebut dengan video demo FPI dianggap Ienas sebagai upaya mengadu-domba.

Ienas lalu menyatakan bahwa curhatannya tersebut tidak serta merta mengamini atau mendukung FPI.

Apakah dengan menulis klarifikasi seperti ini, saya mendukung FPI? Oh, tentu tidak. Saya termasuk warga negara yang ikut resah menyaksikan sepak-terjang mereka selama ini, yang sering diwarnai kekerasan, meski dengan alasan "nahi mungkar". Googling saja, banyak korbannya,” kata Ienas.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Tags

Terkini

Terpopuler