Waspada! Angka Positif Covid-19 di Jawa Barat Masih Tinggi, Ternyata Ini Penyebabnya

- 6 November 2020, 16:27 WIB
Covid19/pixabay
Covid19/pixabay /

PR INDRAMAYU - Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Jawa Barat (Jabar), Daud Achmad mengakui angka kasus positif aktif Covid-19 di wilayahnya terbilang tinggi bila dibandingkan dengan provinsi lainnya. 

Ia menyebutkan, tingginya mobilitas maupun aktivitas masyarakat di wilayah Bogor, Depok dan Bekasi (Bodebek) menjadi salah satu penyebab naiknya angka kasus positif aktif Covid-19 di Jawa Barat.

Dilansir PikiranRakyat-Indramayu.com dari situs RRI, Mengingat Bodebek merupakan episentrum penyebaran Covid-19, yang juga berdekatan dengan wilayah DKI Jakarta.

Baca Juga: Pecahkan Fakta tentang Lidah Buaya Bisa Menurunkan Berat Badan dengan Baik

“Kita tahu semua bahwa episentrum Covid-19 di Jawa Barat adalah Bodebek. Bodebek itu tidak terlepas dari DKI Jakarta, mobilitas orang, orang DKI maupun Bodebek pergi ke DKI, pulang ke Bodebek. Nah disini masih tetep ada 70 persen kasus aktif itu berada di sana dengan  pergerakan orang yang relatif lebih banyak dan banyak,” jelasnya di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (6 November 2020).

Data dari Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jawa Barat (Pikobar), kasus positif aktif Covid-19 di Jawa Barat hingga Kamis 5 November  2020 malam, bertambah 627 kasus tercatat 10.062 kasus, bertambah sekitar 627 kasus.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Video Detik-detik Dalang Ki Seno Nugroho Meninggal Dunia, Simak Faktanya

Daud juga mengatakan, selain tingginya mobilitas masyarakat di wilayah Bodebek, pemerintah Provinsi Jabar saat ini tengah melakukan pengecekan data pasien sembuh yang menjalani isolasi mandiri tercatat dengan baik atau tidak.

Sedangkan pasien yang sembuh di rumah sakit, tegas Daud, otomatis sudah tercatat dengan baik.

“Satgas sedang berupaya mengsinkronkan data. Jadi data-data kesembuhan, angka ini masih terus kita cek ke kabupaten/kota. Yang sembuh dari rumah sakit atau pusat isolasi itu pasti tercatat. Ini kita masih konsolidasi apakah yang isolasi mandiri sudah tercatat atau belum, sembuhnya. Seandainya yang isolasi mandiri ini luput dari pencatatan, luput dari pelaporan, tentunya angka yang aktif ini pasti maasih tinggi,”ungkapnya.

Baca Juga: Geger Mayat Tanpa Identitas Bersama Selembar Uang Rp 100 Ribu Ditemukan di Kali Ancol

Sementrara itu juga, data Pikobar hingga Jumat 6  November 2020 pukul 13.00 WIB, pasien sembuh maupun selesai isolasi bertambah 380 orang, total, 27.728 sedangkan  meninggal dunia bertambah 9 orang  menjadi 761 orang.

Daud juga kembali mengingatkan masyarakat, untuk tetap menjaga dan menerapkan protokol kesehatan seperti 3M (Memakai masker, Mencuci tangan pakai sabun dan Menjaga jarak).

Selain itu juga, dengan perkembangan saat ini dimana sudah diperbolehkan kegiatan di dalam ruangan, Daud juga mengimbau agar tetap menggunakan prosedur VDJ (Ventilasi, Durasi dan Jaga jarak).

Baca Juga: Segera Cek! Ternyata Bandung Punya 5 Spot Foto Prewedding yang Ramah Dikantong

“Perhatikan juga, kini sudah banyak kegiatan di dalam ruangan. Ada protokol kesehatannya juga yakni VDJ,  jadi harus memperhatikan ventilasi udaranya diruangan itu, kemudian durasi pada saat kita melakukan pertemuan didalam ruang dan tetap juga diatur jaga jaraknya,” tutup Daud.***

Editor: Evi Sapitri

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah