Penjelasan Gempa Pangandaran dapat Merusak Radius Jauh Hingga Jateng, Namun tak Berpotensi Tsunami

- 26 Oktober 2020, 16:59 WIB
NELAYAN Pangandaran Sen 26 Oktober 2020 tetap menjalankan aktivitas seperti biasa menjaring ikan di Pantai Timur Pangadaran meski pada pukul 6.49 WIB gempa dengan kekuatan magnitudo 4.6 kembali terjadi.***
NELAYAN Pangandaran Sen 26 Oktober 2020 tetap menjalankan aktivitas seperti biasa menjaring ikan di Pantai Timur Pangadaran meski pada pukul 6.49 WIB gempa dengan kekuatan magnitudo 4.6 kembali terjadi.*** /Heriyanto Retno

 

PR INDRAMAYU - Pada Minggu 25 Oktober 2020, BMKG menyatakan gempa tektonik dengan magnitudo 5,6 di Pangandaran, Jawa Barat.
 
Dilansir PikiranRakyat-Indramayu.com dari situs RRI, Gempa tersebut dikategorikan sebagai intraplate earthquake dapat menyebabkan kerusakan serta guncangannya dirasakan hingga jarak jauh, yakni sampai di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.
 
"Gempa berdampak menyebabkan 29 rumah rusak dan tiga orang luka-luka," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono di Jakarta, Senin 26 Oktober 2020.
 
 
Gempa dengan kedalaman 62 kilometer tersebut diduga adanya patahan atau deformasi pada badan lempeng Indo-Australia sehingga menunjam ke bawah Lempeng Eurasia.
 
Dia mengatakan, bidang kontang antarlempeng itu berada di kedalaman sekitar 50 kilometer, jika gempa tersebut memiliki kedalaman 62 kilometer, maka pusat gempa berada di bawah bidanv antar lempeng (intraplate earthquake).
 
Menurut Daryono, ciri gempa intraplate earthquake, salah satunya memberikan dampak guncangan (ground motion) lebih besar dari semestinya.
 
 
"Fakta ini tampak pada dampak gempanya, dengan kekuatan 5,6 yang menyebabkan kerusakan 29 rumah dengan spektrum guncangan yang luas mencapai Semarang dan Yogyakarta," kata Daryono.
 
Dia juga mengatakan, gempa intraplate dapat menimbulkan kerusakan lebih besar, seperti pada peristiwa gempa Padang dengan berkekuatan 7,6 di kedalaman 87 kilometer, yang menyebabkan sebanyak 1.117 orang meninggal dunia pada 30 September 2009.
 
Akan tetapi, Pangandaran tidak berpotensi menimbulkan tsunami, karena pusat gempa berada di kedalaman 7,0. Sehingga tak terlalu berdampak mengganggu kolom air laut.
 
 
Pada Minggu pagi, pusat lokasi gempa sebumnya tercatat 5,9 magnitudo tersebut relatif dekat dengan pusat gempa pembangkit tsunami Pangandaran pada 17 Juli 2006 yang sebabkan 668 orang meninggal.
 
Pusat gempa terletak di sebelah utara, sejauh 131 kilometer dari pusat gempa berkekuatan 7,7 pembangkit Tsunami di Pangandaran pada 2006 silam.***

Editor: Evi Sapitri

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x