Angka Perceraian di Wilayah Ini Meningkat, Banyak Istri Memilih Jadi Janda, Gegera Terdampak Corona?

- 4 September 2020, 12:15 WIB
Ilustrasi perceraian. Pixabay
Ilustrasi perceraian. Pixabay /

PR INDRAMAYU - Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sukabumi Jawa Barat melaporkan bahwa angka perceraian di wilayah itu kini telah menembus kisaran 5.000 kasus.

Angka perceraian tersebut diinventarisir sejak Maret hingga Juli 2020 lalu.

Meningkatnya jumlah perceraian mengindikasikan bahwa kondisi rumah tangga banyak pasangan suami istri di Sukabumi tidak berjalan baik.

Baca Juga: Jangan Lewatkan! Berikut Jadwal dan Materi Belajar dari Rumah Jumat, 4 September 2020 di TVRI

Perceraian ini disebut-sebut sebagai dampak merosotnya perekonomian seiring mewabahnya Covid-19 di Tanah Air, demikian kata Bupati Sukabumi, Marwan Hamami disela-sela pelantikan pengurus Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam Sukabumi, Rabu 2 September 2020.

"Dampak corona sangat luar biasa, tidak hanya kesehatan. Tapi wabah Covid-19, mengganggu perekonomian di masyarakat. Akhirnya, banyak istri yang minta cerai, memilih menjadi janda," katanya.

Marwan Hamami mengatakan jumlah warga yang mengajukan perceraian trennya mengalami peningkatan. Padahal setahun sebelumnya, kasus perceraian hanya sekitar 1.200 hingga 1.500 kasus.

Baca Juga: Harga Emas Antam dan UBS Jumat, 4 September di Pegadaian Terbilang Murah, Investasi Sekarang!

"Pasutri mengajukan talak ke kantor Pengadilan agama di tahun sebelumnya, kurang dari 20 persen saja," kata dia sebagaimana diberitakan Pikiran-Rakyat.com dengan judul 'Perceraian di Kabupaten Sukabumi Meningkat, Banyak Istri Memilih Bercerai dan Menjadi Janda'.

Marwan mengatakan perceraian ini dikarenakan faktor ekonomi pasutri yang semakin terpuruk. Banyak perusahaan yang memilih menjatuhkan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada karyawannya akibat tidak bisa memproduksi.

"Pendapatan semakin berkurang karena aktivitas dibatasi, belum lagi permasalahan ekonomi lainnya sehingga keuangan rumah tangga menjadi porak poranda," katanya.

Baca Juga: Diawali Cerah Berawan hingga Hujan Ringan, Berikut Prakiraan Cuaca Indramayu Jumat, 4 September 2020

Marwan Hamami mengatakan imbasnya hubungan suami istri menjadi tidak akur. Mereka kerap bertengkar karena kekurangan pemasukan keuangan dampaknya istri menggugat cerai suaminya maupun sebaliknya.

Karena itu, kata Marwan, masa adaptasi kebiasaan baru atau normal baru seperti sekarang ini Pemkab Sukabumi berupaya meningkatkan kembali perekonomian warga.

"Diantaranya, membuka kembali dunia pariwisata yang sempat beberapa bulan ditutup sebagai kebijakan untuk melakukan pencegahan penularan Covid-19 di destinasi wisata," katanya.

Baca Juga: Contoh Atletico Madrid, Langkah Persib Cegah Pemainnya Cedera

Selain itu, kata Marwan Hamami, upaya lainnya meningkatkan kembali pendapatan usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan memberikan bantuan lainnya agar perekonomian keluarga bisa kembali normal atau meningkat.

"Karena itu, mengimbau kepada warga agar tetap mematuhi aturan pemerintah minimalnya menerapkan protokol kesehatan secara ketat khususnya saat beraktivitas di luar rumah," katanya.

Bahkan informasinya, Covid-19 ini bermutasi menjadi lebih menyeramkan, karena daya tularnya 10 kali lebih cepat jika dibandingkan saat virus ini pertama kali masuk ke Indonesia.*** (Ahmad Rayadie/Pikiran Rakyat)

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah