PJJ Tidak Efektif Bagi Siswa, Dewan Pendidikan di Cirebon Usulkan Dibuka KBM Tatap Muka

- 2 September 2020, 10:24 WIB
WALI kelas 1 SDN Tirtayasa mengajar siswanya saat melakukan guru kunjung di salah satu rumah warga di Desa Cibiru Hilir, Cileunyi, Kabupaten Bandung, Rabu (26/8/2020). Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Kemendikbud, Jumeri, mengatakan bahwa sekolah yang berada di zona kuning dan hijau perlu menyediakan dua opsi sistem pembelajaran yaitu Pembelajaran Tatap Muka dan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
WALI kelas 1 SDN Tirtayasa mengajar siswanya saat melakukan guru kunjung di salah satu rumah warga di Desa Cibiru Hilir, Cileunyi, Kabupaten Bandung, Rabu (26/8/2020). Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Kemendikbud, Jumeri, mengatakan bahwa sekolah yang berada di zona kuning dan hijau perlu menyediakan dua opsi sistem pembelajaran yaitu Pembelajaran Tatap Muka dan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). /Pikiran-rakyat.com/ADE MAMAD SAM/

PR INDRAMAYU - Sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) untuk jenjang SD dan SMP sederajat di Kota Cirebon Jawa Barat, diusulkan agar dihentikan sekalipun masih pada masa pandemi Covid-19.


Jika memungkinkan Pada bulan Oktober 2020, pembejalaran akan dilakukan secara tatap muka, dengan sistem bergilir di masing-masing sekolah.

Hal tersebut disampaikan Ketua Dewan Pendidikan Kota Cirebon, H. Hediyana Yusuf. Menurutnya sistem PJJ sudah jelas tidak efektif bagi siswa, karena rata-rata siswa tidak fokus dalam belajar, melainkan kebanyakan orang tua dari siswanya sendiri, yang justru ikut membantu mengerjakan tugas anaknya saat PJJ diterapkan.

Baca Juga: Lima Bulan Ditutup, Begini Kondisi Sistem Pendidikan di Jalur Gaza Saat Pandemi

"Memang tidak semua, dan dimaklumi karena dalam situasi seperti ini, ada juga siswa yang betul-betul belajar pada sistem PJJ. Maka kami dari Dewan Pendidikan mengevaluasi bersama Dinas Pendidikan, dan mendesak dibuka kembali sistem belajar mengajar secara tatap muka," kata Hediyana saat dikonfirmasi via telpon.

Hediyana menjelaskan sebetulnya dalam PJJ sendiri, para siswa dalam belajarnya secara berkelompok, artinya sama saja jika KBM tatap muka dijalankan kembali.


"Pada intinya Dinas Pendidikan bersama tim gugus tugasnya, dalam waktu satu bulan bisa merumuskan untuk penerapan KBM di sekolah, dengan sistem bergilir di masing-masing ruang kelasnya," tandasnya.

Baca Juga: Corona Tak Henti-hentinya Hantam Indonesia, Komisi IX DPR RI: Ini Sudah 'Alarm Tsunami'

Hal senada juga dilontarkan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Cirebon, juga ikut mengharapkan pemerintah Kota Cirebon, dalam hal ini Dinas Pendidikan harus siap menjalani konsekuensi ketika pembelajaran jarak jauh (PJJ) tetap diterapkan.


Jangan hanya menuntut terhadap siswa, sebab tidak semua siswa di Kota Cirebon memiliki hand phone (HP) canggih dan kuota untuk mengikuti PJJ dampak dari pandemi Covid-19.
"Tidak efektif yah PJJ ini, karena itu tadi tidak semua siswa atau orang tua memiliki hp yang memadai dan kuota, ya lebih baik belajar tatap muka saja,"ujar  Wakil Ketua DPRD Kota Cirebon Fitria Pamungkaswati.


Belajar tatap muka pun, lanjut dia, harus diatur dengan baik dan menyesuaikan protokol kesehatan Covid-19, seperti jadwal pembelajar dapat diatur melakukan bergantian.

Baca Juga: Turun dari Hari Sebelumnya, Berikut Rincian Harga Emas Antam dan UBS Rabu, 2 September 2020

Halaman:

Editor: Egi Septiadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x