“Setelah berdirinya IAIN Sunan Gunung Djati Bandung pada tahun 1968, banyak mahasiswa dari berbagai daerah yang ingin menetap dan belajar,” demikian tertulis dalam unggahan akun tersebut.
“Maka, K.H. O. Z. Muttaqien bertekad untuk mendirikan pesantren yang terealisasi pada tahun 1993 pesantren tersebut diberi nama Muhammad Thoha,” tulisnya menambahkan.
Pesantren itu pun kemudian berganti nama menjadi Pondok Pesantren Al Ihsan setelah bekerja sama dengan Yayasan Al Ihsan.
Baca Juga: Jawa Barat Rilis Program One Pesantren One Product, Simak Persyaratannya
Pembangunan pesantren itu dilanjutkan oleh putra sulung Kiai O.Z. Muttaqien yakni Kiai Tantan Taqiyudin, Lc. (Pimpinan Ponpes Al-Ihsan saat ini) dan Drs. H. Ukman Sutaryana.
Berikut 5 fakta menarik Pondok Pesantren Al-Ihsan Bandung:
1. Menawarkan bidang kajian untuk menopang profesionalitas santri yang sebagian besar merupakan mahasiswa.
2. Disiplin ilmunya memadukan kitab klasik dan kontemporer yakni Tsaqofatud Da’iyah, Tarbiyatul Islamiyah, dan sebagainya.
Baca Juga: PBSI Tarik Mundur Jonatan Christie dari 2 Ajang Tur Eropa, Ternyata Ini Alasannya
3. Jumlah bangunan terdiri atas 14 asrama yakni 9 putri, dan 5 putra, serta berada di tengah pemukiman warga Desa Cibiru Hilir, Kec. Cileunyi, Kab. Bandung.