Tunjang Swab Test Lebih Cepat, Jabar Bakal Terima 100 Ribu Flocked Swab dari Universitas Indonesia

25 Oktober 2020, 12:05 WIB
Flocked swab HS-19 /awangmuda/humas jabar

PR INDRAMAYU – Virus Covid-19 dapat dideteksi sejak dini melalui percepatan swab test (uji usap). Untuk menunjang hal tersebut, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) mendapatkan 100.000 flocked swab HS-19.

Alat bantu tersebut merupakan hasil karya anak bangsa dari Universitas Indonesia (UI). Alat yang berbentuk seperti korek kuping itu berfungsi untuk mengambil cairan hidung tenggorokan sebagai cara mendeteksi virus Covid-19. Metode pendeteksiannya adalah PCR (Polymerase Chain Reaction).

100.000 alat tersebut akan diterima Jabar pada Senin, 26 Oktober 2020. Alat itu akan ditempatkan di Gudang Lofistik Satgas (Satuan Tugas) Jabar untuk disebarkan ke Rumah Sakit (RS) dan puskesmas di kabupaten atau kota.

Baca Juga: Serbu Promo Shopee Gajian Sale! Ada Promo Gratis Ongkir, Cashback Kilat 100% Hingga Flash Sale 60RB!

Hal ini disampaikan Arifin M. Soendjaya yang merupakan Ketua Divisi Kerja Sama, Logistik, Bantuan Sosial (KLBS). Ia berada di Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemilihan Ekonomi Daerah Provinsi Jabar.

"Dengan tambahan floacked swab, uji usap warga lebih cepat sehingga mudah memetakan penyebaran virus maupun penanganan pasien Covid-19 di Jabar,” ujar Arifin pada Sabtu, 24 Oktober 2020, dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari laman resmi Pemprov Jabar, jabarprov.go.id.

Kepastian hasil swab berpengaruh terhadap langkah selanjutnya yakni penatalaksanaan klinis. Jika tata kelola klinisnya semakin cepat, tracing (pengusutan)-nya akan semakin cepat pula. Penyebaran Covid-19 dapat dicegah, angka kematian bisa diturunkan, dan angka kesembuhan bisa ditingkatkan.

Baca Juga: NU Kalah Saing 'Dakwah Online', Wakil Ketua PCNU Indramayu Beberkan Strategi Dakwah di Media Digital

"Pemda Provinsi Jabar mengapresiasi bantuan alat ini karena murni merupakan karya inovatif dalam negeri. Kandungan komponen flocked swab ini hampir 100% produk lokal Indonesia. Ini sesuai dengan lima prinsip penanggulangan Covid-19 di Jabar: proaktif, ilmiah, transparan, inovatif, dan kolaboratif," tutur Arifin.

Sebanyak 8 kemitraan di Sub Divisi Kerja Sama berada pada naungan Divisi KLBS. Di antara kemitraan tersebut adalah pemanfaatan teknologi untuk penanganan Covid-19, dan pengadaan dan penyaluran bantuan pangan non tunai.

Pengutamaan terhadap kemandirian dan penghargaan upaya sendiri merupakan semangat Jabar dalam memerangi Covid-19. Bantuan dari UI tersebut sejalan dengan keinginan Jabar untuk tidak mengandalkan bantuan dari luar negeri.

Baca Juga: Kuota Sering Habis di Tengah Pandemi? Jangan Risau, Berikut Tips Hemat Kuota Awet selama WFH

Adanya UI di Depok yang berhasil memproduksi alat medis sendiri merupakan kebanggaan bagi Pemprov Jabar. Produksi oleh UI tersebut menjawab kelangkaan flocked swab yang bisa membantu upaya tracing, testing, treatment (3T).

Organisasi kesehatan dunia, WHO, merekomendasikan agar negara-negara di dunia mempraktikkan metode PCR dalam melakukan 3T tersebut. Hasil PCR dinilai lebih akurat daripada rapid test (RDT). Kini Jabar sudah mulai menggunakan PCR.

Menurut data dari Pikobar pada 24 Oktober 2020, kapasitas swab test Jabar adalah 514.638, adapun RDT nya adalah sebanyak 363.033. Standar WHO agar melakukan uji usap terhadap 1% dari populasi sudah bisa dilampaui Jabar.

Baca Juga: Sambut Libur Panjang, Staycation Jadi Pilihan Berlibur di Tengah Pandemi, Cek Promo Menariknya

UI perlu membentuk konsorsium untuk membentuk alat tersebut. Konsorsium itu terdiri atas peneliti dari Fakultas Kedokteran UI (FKUI), dan Research Center for Biomedical Engineering (RCBE) Fakultas Teknik UI (FTUI).

Pada pembuatan alat tersebut, beberapa mitra industri UI turut berpartisipasi. Di antaranya adalah PT Chandra Asri TbK, PT Ingress Malindo Ventures, dan PT Indachi Prima.

Mitra lainnya adalah PT Sri Tita Medika, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Dynapack Asia Pte Ltd, PT Toyota Auto Body-Tokai Extrusion, PT Langgeng Jaya Fiberindo.

Baca Juga: Geger Gempa Guncang Pangandaran Terasa hingga Tasik, Netizen: Perhatian Banget Ngebangunin Pagi-pagi

Flocked swab yang pertama dibuat pada Mei 2020 tersebut terus diuji agar dapat senantiasa disempurnakan.

Sejumlah tahapan riset dan pengujian pun dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi FKUI agar produk tersebut aman bagi tenaga kesehatan dan pasien.

“FTUI juga telah menyiapkan berbagai sarana pendukung yang berada di Gedung Integrated Creative Engineering Learning Lab (i-CELL) untuk mempercepat proses purwarupa dan pengujian produk swab stick untuk komersialisasi,” ujar Dekan FTUI, Hendri.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Pemprov Jabar

Tags

Terkini

Terpopuler