Network
PR INDRAMAYU – Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman, ditahan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Jumat, 23 Oktober 2020.
Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari RRI, penahanan tersebut dilandaskan pada dugaan Budi Budiman memberikan uang atau menyuap Rp700 juta kepada mantan pegawai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Yaya Purnomo.
Uang tersebut terkait dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya Tahun Anggaran (TA) 2018.
Baca Juga: Hadapi Pandemi Covid-19, Ustaz Yusuf Mansur: Jangan Khawatir, Ada Allah
“Untuk kepentingan penyidikan, setelah melakukan pemeriksaan saksi sebanyak 33 orang dan 2 orang ahli, KPK melakukan penahanan tersangka BBD selama 20 hari terhitung sejak tanggal 23 Oktober 2020 sampai dengan 11 November 2020 di Rutan KPK Cabang Gedung ACLC KPK Kav. C1 (Gedung KPK Lama),” ujar Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron.
Sebelum menjadi Wali Kota Tasikmalaya, Budi adalah guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Tasikmalaya. Pria yang lahir di Tasikmalaya pada 27 April 1965 itu menjadi tenaga pengajar dari 1989 sampai 1995.
Sejak 1990, ia memasuki dunia bisnis dengan menjadi pengusaha angkutan kota. Pada 1993, ia dipercaya menjadi sebuah direktur dealer mobil “Cakra Motor”. Dealer tersebut berada dalam naungan PT Cakra Putra Parahiyangan.
Baca Juga: Mengenal Sosok Achmad Yurianto, dari Dokter Militer hingga Staf Ahli Menteri Kesehatan
Selanjutnya Budi menjadi wakil direktur Perusahaan Organda (PO) Doa Ibu Kota Tasikmalaya. Jabatan tersebut ia jalankan mulai 1999. Pada 2006, jabatan direktur eksekutif pusat perbelanjaan Mayasari Plaza di Kota Tasikmalaya pun dipegangnya.
