Dikecam Berbagai Negara Mayoritas Muslim, Emmanuel Macron Angkat Bicara Soal Pemboikotan

- 1 November 2020, 20:56 WIB
Presiden Prancis, Emmanuel Macron memberi keterangan saat diwawancara Al Jazeera
Presiden Prancis, Emmanuel Macron memberi keterangan saat diwawancara Al Jazeera /euronews/

Dilansir PikiranRakyat-Indramayu.com melalui Antara, tersangka penyerangan berusia 21 tahun, asal Tunisia, yang ditembak oleh polisi dan kini sedang mengalami kondisi kritis di rumah sakit.

Ada penambahan tiga orang lainnya yang sekarang sudah ditahan, karena dicurigai telah melakukan kontak dengan tersangka penyerang.

Baca Juga: Nomor Induk KTP Tidak Terdaftar di Eform BRI? Pakai Cara Ini Dijamin Tetap Dapat BPUM Rp2,4 Juta

Ribuan tentara dikerahkan oleh Macron untuk melindungi berbagai lokasi di antaranya, tempat ibadah dan sekolah.

Sedangkan, para menteri juga telah memperingatkan bahwa kemungkinan serangan militan lainnya dapat terjadi.

Serangan Nice yang bertepatan dengan perayaan hari lahir Nabi Muhammad saw, terjadi di tengah kemarahan yang memuncak di kalangan Muslim di seluruh dunia atas pembelaan Prancis pada hak untuk menerbitkan kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad saw.

Baca Juga: Sikapi Rencana Unjuk Rasa Tolak UU Ciptaker 'Jilid 2' Besok, Wiku Ingatkan Bahaya Penularan Covid-19

Seorang guru sekolah di pinggiran Kota Paris, Samuel Paty, pada 16 Oktober 2020, kepalanya dipenggal oleh seorang remaja keturunan Chechnya.

Warga berusia 18 tahun tersebut, tampaknya marah terhadap guru itu, yang menunjukkan kartun Nabi Muhammad saw di kelas selama pelajaran kewarganegaraan berlangsung.

Di beberapa negara yang mayoritas penduduknya Muslim, para demonstran mengecam tindakan Prancis dalam aksi demonstrasi di jalanan.

Halaman:

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah