Bercucuran Darah dari Mulut dan Hidung, Adu Banteng Pertama Usai Lockdown Dikecam Aktivis Satwa

- 30 Juli 2020, 11:40 WIB
SEEKOR banteng mati usai insiden adu banteng pertama pasca lockdown di Spanyol.*
SEEKOR banteng mati usai insiden adu banteng pertama pasca lockdown di Spanyol.* /Daily Star/ La Tortura No Es Cultura / Penjaga Binatang melalui Berita Pen

PR INDRAMAYU - Seekor banteng di Spanyol harus rela mati kesakitan dengan bercucuran darah usai berulang kali ditikam pada perhelatan adu banteng.

Adu banteng tersebut diketahui merupakan yang pertama digelar pasca penguncian wilayah atau lockdown akibat virus corona (Covid-19).

Tampak menyedihkan, seekor banteng yang diadu di Avila, 55 mil barat ibu kota, Madrid itu memperlihatkan luka dan darah yang mengalir dari hidung dan mulut banteng.

Baca Juga: Suhu di Jawa Barat Dingin Lagi Kamis 30 Juli 2020, Besarannya Capai hingga 12 Derajat Celcius

Mendapati kabar tersebut, aktivis satwa setempat pun tersulut emosinya.

Sebagaimana diberitakan Pikiran Rakyat Tasikmalaya dengan judul 'Pertama Digelar Pasca Lockdown Spanyol, Seekor Banteng Mati Kesakitan Bercucuran Darah', adu banteng yang tak dihadiri penonton itu, diakui para aktivis adalah acara yang tak mendapat dukungan atau minat.

Sebab, perkalihan antara banteng dan manusia tidak seharusnya terjadi, karena pemerintah tak memberikan dana, sang matador mesti bertahan hidup.

Baca Juga: Sastrawan dan Budayawan Ajip Rosidi Meninggal Dunia, Sempat Dirawat karena Sakit Akibat Terjatuh

"Apakah kita belum mengalami overdosis kematian dan rasa sakit dalam beberapa bulan terakhir ini?

"Angka-angka berbicara sendiri: di Spanyol, mayoritas dari kita menolak digelarnya adu banteng. Inggris pada 2005 melarang perburuan rubah.

"Tiongkok hampir sebulan yang lalu melarang pembiakan anjing untuk konsumsi manusia. Tradisi tidak bisa digerakkan," kata Carmen Ibarlucea, dari kelompok hak-hak hewan La Tortura No Es Cultura.

Baca Juga: Netizen Menguak Artis di Balik Nama VS, Polisi Sita Barang Bukti Rp30 Juta dan Alat Kontrasepsi

Adu banteng di Spanyol dilaporkan menjadi salah satu ladang mata pencaharian yang terpukul keras akibat pandemi virus corona.

Tak ada dana pemerintah untuk membantu petarung arena mengumpulkan pundi-pundi uang.

"Lobi adu banteng telah menuntut selama berbulan-bulan, meminta uang publik dan menuntut untuk dapat mengadakan adu banteng.

Baca Juga: Dokter di AS Sudah 5 Tahun Mandi Tidak Pakai Sabun, Banyak yang Jijik Tapi Ternyata Bikin Awet Muda

"Dan apa yang terjadi? Ini telah gagal total, para penggemar yang dituduhkan belum menanggapi. Bagaimana bisnis yang kejam yang bangkrut ini terus disubsidi dengan dana publik?

"Ini adalah pemborosan pajak Spanyol dan Eropa pada saat sangat dibutuhkan," Marta Esteban Miñano, dari Animal Guardians.

Akan tetapi, orang-orang yang bekerja di sektor adu banteng mengklaim jika Pemerintah Spanyol menggunakan pandemi sebagai kesempatan untuk membunuh tradisi kontroversial.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Jokowi Dapat Silver Play Button karena Berhasil Capai 100.000 Kasus Covid-19?

"Sektor perkelahian manusia melawan banteng adalah - dan akan - salah satu yang paling terpengaruh oleh situasi dramatis yang kita alami.

"Kita tidak bisa melupakan banyak orang dan keluarga yang bergantung, baik secara langsung maupun tidak langsung, pada dunia adu banteng untuk hidup," kata seorang matador, Cayetano Rivera.*** (Tyas Siti Gantina/PR Tasikmalaya)

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Pikiran Rakyat Tasikmalaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah