Diketahui bahwa sebelum virus Covid-19 menjadi wabah global, Korea Utara merupakan negara pertama yang menerapkan lockdown ketat pada Januari tahun 2020.
Isolasi negara kala itu memberlakukan penutupan total perbatasan antara Korea Utara dengan tetangganya, China.
Pyongyang menegaskan alasan yang melandasi Korea Utara menolak 2,97 juta vaksin Covid-19 dari China, lantaran hingga hari ini belum melihat adanya kasus virus Covid-19.
Klaim tersebut lantas diragukan para analisis dari UNICEF yang notabene bertanggung jawab mendistribusikan vaksin di bawah program Covax.
Pasalnya pada bulan Juli 2021, sebuah think tank milik Korea Selatan berafiliasi dengan agen mata-mata Seoul mengatakan alasan dibalik penolakan vaksin Covid-19.
Baca Juga: Profil Artis Saipul Jamil, Penyanyi Dangdut Kondang yang Telah Bebas dari Jeruji Besi
Disebutkan jika Pyongyang juga menolak vaksin jenis AstraZeneca, Pfizer dan Moderna yang ditawarkan program Covax lantaran khawatir akan efek samping, sementara skeptis tentang efektivitas vaksin buatan China.
Program Global Access (Covax) ditujukan bagi negara-negara berpenghasilan rendah.
Korea Utara dianggap sebagai negara berpenghasilan rendah, usai Kim Jong Un berpidato di hadapan rakyatnya, bahwa negara mereka tengah menghadapi masalah pangan.