Kasus Covid-19 Melonjak, Harga Minyak pun Anjlok, Kerugian Semakin Parah

27 Oktober 2020, 13:59 WIB
Tiga Negara Singgung OPEC terkait Pasokan Harga Minyak Mentah Naik Dok. pinterest/opec /

 

PR INDRAMAYU – Kerugian semakin parah kala harga minyak anjlok pada akhir perdagangan Senin atau Selasa pagi WIB. Selain hal itu, melonjaknya kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Amerika Serikat (AS) dan Eropa turut memperburuk kondisi tersebut.

Kasus infeksi Covid-19 di AS pada Jumat hingga Sabtu (23-24 Oktober 2020) cukup tinggi. Kasus di Prancis mencapai angka 50.000 pada Minggu, 25 Oktober 2020. Sedangkan pemberlakuan pembatasan baru dilakukan Spanyol dan Italia untuk membendung virus tersebut.

Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari ANTARA, kekhawatiran akan lebihnya pasokan minyak diakibatkan oleh rebound-nya produksi minyak mentah Libya.

Baca Juga: Astra Rilis Laporan Keuangan, Laba Bersih Otomotif Merosot hingga 70 Persen

Minyak mentah Brent ada pada angka 40,46 dolar AS per barel. Penurunannya sekitar 1,31 dolar AS (3,1%). Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 1,29 dolar AS (3,2%) menjadi 38,56 dolar AS per barel. Sejak minggu lalu, total penurunannya hampir 2%.

“Ini adalah Senin yang gelap di pasar minyak. Kami telah lama memperingatkan bahwa 'gelombang kedua' dari langkah-langkah pembatasan virus corona yang ketat dapat diberlakukan kembali, dan itu sekarang terjadi secara nyata,” ujar kepala pasar minyak di Rystad Energy, Bjørnar Tonhaugen.

Keadaan force majeure pada sisa fasilitas telah diakhiri oleh National Oil Corp (NOC) Libya pada Senin, 26 Oktober 2020. Penutupan tersebut diakibatkan blokade ekspor minyak oleh pasukan timur selama delapan bulan. 

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Pandemi Telah Berakhir dan Covid-19 Adalah Flu Biasa? Begini Kebenarannya

Produksi minyak Libya akan mencapai satu juta barel per hari (bph) dalam beberapa pekan ke depan. Hal ini telah diungkap NOC pada Jumat, 23 Oktober 2020.

Peningkatan yang lebih cepat dari perkiraan analis tersebut diduga dapat mempersulit upaya Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk membatasi pasokan berkaitan dengan permintaan yang sedang turun.

Sekretaris Jenderal OPEC, Mohammed Barkindo, menuturkan bahwa perlu waktu lama untuk memulihkan pasar minyak dunia. Penyebabnya adalah tidak lain meningkatnya kasus positif Covid-19 di seluruh dunia.

Baca Juga: BKPM: Atasi Pengangguran 15 Juta Jiwa Tidak Mungkin dengan Penerimaan PNS Saja, Swasta Harus Masuk!

Produksi akan ditingkatkan hingga 2 juta barel per hari pada Januari 2021 mendatang. Produksi tersebut dilakukan OPEC+, produsen lain, serta sekutunya yakni Rusia.

“OPEC+ tidak boleh ceroboh dan harus mengatasi masalah barel tambahan yang muncul di pasar, jika tidak, hari-hari harga minyak yang relatif stabil akan terus menurun,” ujar pialang minyak PVM, Tamas Varga.

Badai lain harus siap dihadapi sektor energi Gulf Coast AS. Angin topan yang ke-27 di musim ini diperkirakan akan menghentikan produksi minyak pada Senin, 26 Oktober 2020, di lepas pantai Teluk Meksiko. Badai itu turut mengancam wilayah AS.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler