Bendung Angka Infeksi Hadapi Gelombang Kedua Covid-19, Spanyol Tetapkan Darurat Nasional

26 Oktober 2020, 10:14 WIB
Ilustrasi wisata Spanyol / József Páli /Pixabay

 

PR INDRAMAYU – Gelombang kedua Covid-19 terjadi Spanyol pada Minggu, 25 Oktober 2020. Menyikapi hal tersebut, pemerintah Spanyol pun menerapkan keadaan darurat nasional. Rencananya keadaan darurat tersebut akan diberlakukan selama dua pekan ke depan.

Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari RRI, untuk mempersiapkan keadaan darurat tersebut, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez menggelar rapat kabinet. Tujuannya tidak lain adalah agar bisa membendung infeksi Covid-19.

Salah satu langkah yang akan diambilnya adalah pemberlakuan jam malam di negeri salah satu kiblat sepak bola dunia tersebut. Selain itu, diperkirakan Spanyol juga akan melakukan pembatasan di pelosok negeri.

Baca Juga: Berulang Kali Ditawari Jadi Menteri tapi Dijegal Terus, Rizal Ramli Blak-blakan Ungkap Bobroknya JK

Pedro Sanchez menyatakan bahwa pada Sabtu, 24 Oktober 2020, sebagian besar para pemimpin regional Spanyol telah menyepakati kemungkinan diberlakukannya keadaan darurat baru.

"Pertemuan pada Minggu dilakukan untuk mempelajari persyaratan dalam pelaksanaan penerapan tersebut," ujar Sanchez pada Senin, 26 Oktober 2020.

Menteri Kesehatan Spanyol, Salvador Illa, menyatakan bahwa pihaknya tengah mempelajari tata cara penerapan jam malam. Lembaga kesehatan Spanyol dan pejabat kesehatan regional sedang mendiskusikan hal tersebut untuk mematangkan perencanaan jam malam.

Baca Juga: Legenda Brasil dan Barcelona Positif Covid-19, Ronaldinho: Saya Baik-Baik Saja, Tanpa Gejala

Kemungkinan besar ketentuan jam akan di Spanyol akan sama seperti apa yang dilakukan Prancis. Negara beribu kota Paris itu memberlakukan jam malam dimulai pada pukul 21.00 sampai pukul 06.00.

Pada jam malam tersebut, sebagian peraturan akan diberlakukan. Di antaranya dibatasinya aktivitas warga yang biasanya bergerak bebas. Jika diberlakukan, jam malam tersebut akan menjadi yang ketiga kalinya pada pandemi Covid-19.

Pada Maret 2020 lalu, Spanyol telah mengumumkan keadaan darurat pertama. Sejumlah pembatasan diberlakukan seperti menerapkan kurungan rumah secara ketat di seluruh negeri dan menutup pertokoan.

Baca Juga: Jadi Juara MotoGP Teruel 2020 Minggu, 25 Oktober 2020, Morbidelli: Aku Sarapan Dinamit

Pada Juni 2020, keadaan darurat dicabut pemerintah Spanyol karena laju penularan Covid-19 bisa ditahan. Keadaan darurat kedua diberlakukan selama dua pekan hanya di ibu kota Spanyol, Madrid.

"Situasi yang kita lalui ini ekstrem," ujar perdana menteri bernama asli Pedro Sánchez Pérez-Castejón kala menyikapi kemungkinan diadakannya keadaan darurat ketiga.

Keadaan darurat yang diberlakukan bukan tidak mungkin akan berakhir lebih lama. Pedro Sanchez bisa saja meminta parlemen untuk memperpanjang keadaan tersebut hingga enam bulan lamanya.

Baca Juga: PDIP Cium Gelagat Aneh Orang Kepercayaan Jokowi, Darmadi: Hati-hati Kudeta Merangkak!

Kabar baiknya adalah pemerintah Spanyol tidak akan menutup mata jika hal itu bisa berakhir lebih cepat, sehingga opsi perpanjangan di atas pun tidak jadi diambil.

"Keadaan darurat adalah langkah paling efektif untuk menurunkan angka infeksi," tutur Perdana Menteri Spanyol yang menjabat sejak Juni 2018 tersebut.

Pada Rabu, 21 Oktober 2020 lalu, tercatat lebih dari 1 juta akumulasi kasus Covid-19 di salah satu negeri semenanjung Iberia itu. Sebanyak hampir 35 ribu orang pun meninggal dunia di sana.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler