PR INDRAMAYU - Dua hari yang lalu, tepatnya 28 Juli 2020, seorang ahli teori konspirasi mengunggah video YouTube hasil temuannya di Google Earth.
Video tersebut diunggah dalam kanal ET Data Base, dimana sang pengunggah yang bernama Scott C Waring mengaku telah menemukan sosok misterius yang muncul di balik salju di Antartika.
Iapun kemudian menjelaskan soal temuannya itu dalam video yang berdurasi 5 menit 37 detik.
Baca Juga: Bergelimang Harta, Berikut Besaran Kekayaan Sri Mulyani Menteri Keuangan dari Zaman Presiden SBY
Ia mengaku percaya jika wilayah salju di Antartika diklaim telah menyembunyikan segala sesuatu rahan dari peradaban kuno hingga pangkalan Nazi.
Dalam video, Scott menangkap suatu objek dengan tinggi 20 meter.
"Sekarang saya mengatakan alien, karena jujur, sosok seperti apa yang bisa setinggi 20 meter?," kata Scott saat ia memperbesar objek misterius yang ditemukan di tepi pegunungan Kutub Selatan tersebut.
Baca Juga: Suhu di Jawa Barat Dingin Lagi Kamis 30 Juli 2020, Besarannya Capai hingga 12 Derajat Celcius
Sosok misterius tersebut memang berbentuk mirip manusia, di mana ada sebuah kepala bundar, tubuh segitiga, dan dua ujung runcing di bawah seperti kaki.
"Itu tidak masuk akal, ada sosok alien di luar sana. Beberapa alien 20 meter berkeliaran di Antartika," kata dia.
"Kita akan mengambil tindakan dari kepala sampai kaki. 22,69 meter. Itu sangat luar biasa," lanjut Scott seperti diberitakan PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dengan judul 'Google Earth Tangkap Objek Misterius Setinggi 20 Meter Muncul di Balik Tumpukkan Salju'.
Baca Juga: Sastrawan dan Budayawan Ajip Rosidi Meninggal Dunia, Sempat Dirawat karena Sakit Akibat Terjatuh
Scott menjelaskan kepada pelanggannya jika alien telah membuat malaikat salju. Temuannya itu membuat para penonton dibuat terpesona.
Namun, ada penjelasan ilmiah mengapa seseorang bisa menganggap objek 'misterius' seperti apa yang ia pikirkan.
Hal itu disebut pareidolia, sebuah fenoma di mana otak kita melihat pola scara acak dan otak manusia terprogram untuk mengenali bentuk objek.
Ketika kita menggunakan area otak yang dikenal sebagai area wajah fusiform kanan untuk memproses wajah, hal itu juga berlaku pada video milik Scott.*** (Tyas Siti Gantina/PR Tasikmalaya)