Ketegangan Memuncak Setelah Serangan Polisi Israel, Ribuan Muslim Palestina di Yerussalem Berangkat ke Al-Aqsa

9 Mei 2021, 06:54 WIB
Masjid Al Aqsa diserang Israel pada saat warga Palestina melaksanakan ibadah salat Isya. Peristiwa itu terjadi pada Jumat malam 8 Mei 2021. /REUTERS/Ammar Awad

PR INDRAMAYU – Kemarahan warga Palestina semakin meningkat setelah terjadinya bentrokan sengit di Masjid Al Aqsa yang disebabkan oleh polisi Israel yang menyerbu masjid dan melukai 205 warga Palestina.

Ketegangan tersebut semakin meningkat di kota bagian tepi Barat dan Gaza sepanjang bulan Ramadhan, akibat penggusuran yang dilakukan pemukim Yahudi terhadap rumah-rumah mereka.

Sikap tidak terpuji yang dilakukan oleh pemukim Yahudi yang mengklaim atas rumah-rumah warga Palestina dan menggusur mereka secara sepihak.

Baca Juga: Resmi Mundur dari PKPI, Teddy Gusnaidi Tegas: Jangan Dikaitkan Lagi

Ketegangan tersebut semakin meningkat di kota bagian tepi Barat dan Gaza sepanjang bulan Ramadhan

Ribuan warga Palestina akan kembali ke Masjid Al-Aqsa setelah gelap jatuh pada malam suci umat Islam Lailatul Qadar.

Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari Aljazera, bus yang berisi jamaah Muslim dari kota-kota Arab dihadang oleh polisi Israel di jalan raya utama menuju Yerusalem.

Baca Juga: Man City 1-2 Chelsea di Liga Inggris, 3 Hal Menarik Salah Satunya Penalti yang Gagal Diberikan

Kabar penghadangan yang dilakukan polisi Israel tersebut menyebar di media sosial, hal tersebut kemudian menarik ratusan pemuda dari desa-desa Arab terdekat dari Masjid Al-Aqsa di Yerusalem.

Lusinan jemaah muslim meninggalkan mobil mereka dan berjalan menuju Masjid Al-Aqsa, menjemput saudara mereka sesama Muslim dengan memulai perjalanan menanjak dengan berjalan kaki.

Beberapa dari mereka meneriakkan dengan tegas dalam bahasa Arab: "Dengan jiwa dan darah kami, kami akan menebusmu, Al-Aqsa!"

Baca Juga: Ramalan Shio Minggu 9 Mei 2021: Ada yang Kecewa Hari Ini

Menurut pernyataan polisi Israel, mereka menghentikan bus jemaah muslim tersebut hanya untuk meredam kerusuhan yang terjadi. Sementara itu ketidak adilan terjadi yang menunjukka perkelahian dimana petugas menembakkan granat kejut ke warga muslim Palestina.

Sebelumnya pada Jumat, 7 Mei 2021 bentrokan terjadi yang dipicu oleh polisi Israel yang menembakkan peluru karet dan granat kejut ke arah pemuda Palestina yang berada di masjid Al-Aqsa.

Akibat penembakan tersebut, bentrokan pun terjadi dan menyebabkan setidaknya 205 warga Palestina dan 18 perwira Israel terluka dalam konfrontasi tersebut.

Baca Juga: Kenaikan Isa Almasih 2021, Ini Panduan Ibadah di Masa Pandemi Covid-19: Tak Lebih dari 50 Persen

Insiden ini kemudian menuai kecaman internasional terhadap Israel dan seruan untuk tenang.

Diketahui telah terjadi bentrokan yang meletus setiap malam di Sheikh Jarrah yang berada di wilayah Yerusalem Timur, dimana wilayah ini merupakan lingkungan tempat tinggal dari penduduk dan keluarga Palestina, mereka melawan untuk menghadapi penggusuran dalam kasus hukum yang sudah berjalan lama.

Militer Israel menyatakan akan meningkatkan pasukan mereka di Tepi Barat dan dekat Jalur Gaza, di mana warga Palestina telah mengirim balon pembakar ke perbatasan sebagai perlawan mereka akan penggusuran tidak terpuji yang dilakukan pemukim Yahudi.

Baca Juga: Ketua DPRD Bandung Yakin: Kita Tidak Mudik, Covid-19 Akan Diangkat oleh Allah

Hal tersebut memicu kebakaran semak di wilayah Israel. Seorang juru bicara militer mengatakan pasukan tambahan di sana sebagian besar akan menjadi pasukan pemadam kebakaran.

Semnetara itu Komisaris Polisi Yaakov Shabtai mengatakan pihaknya akan mengirim lebih banyak petugas untuk dikerahkan di Yerusalem.

"Hak untuk memprotes akan dipertahankan, tetapi kerusuhan akan dijawab dengan tegas dan tanpa toleransi. Saya meminta semua orang untuk bertindak secara bertanggung jawab dan menahan diri," ungkap Shabtai dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari Reuters.

Baca Juga: KULTUM RAMADHAN PAGI INI: Keutamaan hingga Alasan Mengapa Allah SWT Rahasiakan Turunnya Lailatul Qadar

Pernyataan lainnya juga disampaikan oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, ia mengatakan bahwa hukum dan ketertiban akan dipertahankan di Yerusalem seperti halnya hak untuk beribadah.

Seruan Protes Terhadap Penggusuran yang Dilakukan Pemukim Israel

Kelompok penduduk Gaza mengeluarkan seruan protes terhadap Israel yang dilakukan di sepanjang perbatasan.

Baca Juga: Ungkap Kebahagiaan Buber dengan Aurel Hermansyah, Ashanty Beberkan Doa untuk Bumil: Semoga Ada Kabar Baik

"Kami memberi hormat kepada orang Al-Aqsa, yang menentang arogansi Zionis & kami meminta orang-orang kami di Palestina untuk mendukung saudara-saudara mereka dengan segala cara," seru Moussa Abu Marzouk, pemimpin kelompok Hamas.

Ketegangan antara penduduk Palestina dengan pemukim ilegal Israel diperkirakan akan tetap meninggi selama beberapa hari ke depan, terutama yang terjadi di Sheikh Jarrah.

Sementara itu Mahkamah Agung Israel akan mengadakan sidang tentang penggusuran Sheikh Jarrah pada hari Senin, hari yang sama ketika Israel menandai Hari Yerusalem, yakni perayaan tahunan penangkapannya atas Yerusalem Timur selama perang Timur Tengah di tahun 1967.

Palestina menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara masa depan. Sementara itu Israel mengklaim seluruh kota sebagai ibu kotanya yang abadi dan tak terpisahkan. Aneksasinya di bagian timur tidak diakui secara internasional.***

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler