Serukan Serangan Balas Dendam, Iran Bersikukuh Tuduh Israel Dalang Pembunuhan Ilmuwan Nuklir

28 November 2020, 23:12 WIB
Ilmuwan nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh yang tewas dibunuh pada Jumat, 27 November 2020 /Twitter.com/@Reza_Khaasteh/

PR INDRAMAYU - Iran tengah berduka pasca terbunuhnya ilmuwan nuklir terkemuka di negaranya.

Pembunuhan yang mengejutkan tersebut membuat sejumlah tokoh "putar otak" mencari siapa dalang di balik itu semua.

Presiden Iran, Hassan Rouhani dan pejabat tinggi lainnya menuduh Israel, yang disebut-sebut sudah mengintai korban.

Baca Juga: Penderita ODGJ di Kota Ini Dipasung Bertahun-tahun, Kini Dibebaskan Program Terobosan 'Ketepel Oy'

"Sekali lagi, tangan jahat arogansi global ternoda dengan darah rezim Zionis perampas tentara bayaran," katanya, merujuk pada musuh bebuyutan Iran, Israel.

Diketahui, ilmuwan nuklir Iran, Mohsen Fakhrizadeh dibunuh oleh penyerang tak dikenal di pinggiran ibu kota Teheran.

Hassan menambahkan, insiden pembunuhan ini muncul dari ketidakmampuan 'musuh Iran' untuk mengalahkan kemampuan dan perkembangan ilmiahnya.

Baca Juga: Belum Terima Bayaran, Pekerja Bangunan Ini Nekat Hancurkan Rumah yang Telah Dibangunnya

Hassan pun kemudian menyerukan pembalasan dan mengarahkan jari mereka langsung ke Israel.

Sebagaimana diberitakan Pikiran-Rakyat.com dengan judul 'Murka dan Serukan Balas Dendam, Iran Tuduh Israel atas Terbunuhnya Ilmuwan Nuklir Mereka', Iran bersumpah akan membalaskan dendam yang lebih kejam dari ini.

Pembunuhan ini menjadii kasus terbesar kedua setelah Jenderal Qasem Soleimani terbunuh dalam serangan udara AS, dikutip dari Anadolu Agency.

Baca Juga: Wali Kota Tasikmalaya Nonaktif Budi Budiman Dipanggil Penyidik, Berkas Kasus Suap Dinilai Lengkap

Atas kasus pembunuhan ini, sejumlah orang pun berkumpul di Teheran dan meneriakan slogan seperti, 'tidak ada kompromi', 'tidak ada penyerahan hanya pertartarungan'.

Dilaporkan, sebelum dibunuh, Fakhrizadeh telah lama berada di radar agen mata-mata Israel.*** (Mitha Paradilla Rayadi/Pikiran Rakyat)

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler