Sikapi Kasus Diabetes, Dokter Ungkap Gejala tak Selalu Jelas Hingga Sarankan Komposisi Makanan

- 17 November 2020, 08:15 WIB
Diabetes
Diabetes /

PR INDRAMAYU – Diabetes adalah penyakit yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula (glukosa) dalam darah. Untuk mendeteksinya, terdapat gejala yang bisa dikenali namun gejala itu tak selalu jelas.

Hal ini diungkap Ketua Umum Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni), Prof. DR dr. Ketut Suastika. Ia menyampaikan hal itu dalam virtual media gathering bertema "Pantang Menyerah, Siaga Gula Darah".

Acara pada Senin, 16 Oktober 2020 itu terselenggara berkat kerja sama Perkeni dan Good Doctor Technology Indonesia.

Baca Juga: Kerumunan di Rumah Imam Besar FPI Habib Rizieq, Polda Metro Jaya Panggil Gubernur Anies Baswedan

"Diabetes penyakit kronik yang ditandai peningkatan kadar glukosa darah dengan gejala klasik seperti banyak makan, banyak minum, banyak kencing dan berat badan turun.

“Gejala tidak selalu jelas terkadang pasien sudah jatuh pada komplikasi," ujar Ketut Suastika dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari ANTARA.

Selain itu, terkadang gejala antara satu pasien dengan pasien lainnya tidak sama. Pemeriksaan kadar gula darah pun menjadi anjuran dokter.

Pengecekan itu bisa dilakukan sewaktu-waktu baik saat menjalani tes HbA1c maupun saat berpuasa.

Baca Juga: Polresta Cirebon Tangkap 6 Tersangka Kasus Pencabulan, Salah Satu Korban Anak Kandung Sendiri

Bersamaan dengan pemeriksaan medis secara menyeluruh, pengecekan gula darah bisa dilakukan sekali dalam setahun. Ketentuan itu berlaku untuk mereka yang berasal dari keluarga yang tidak memiliki riwayat penyakit diabetes.

Hal ini diungkap Presiden Pengurus Besar Persatuan Diabetes Indonesia (PB Persadia), Dr. dr. Sony Wibisono.

"Kalau masih normal semua, periksa mungkin bisa 2-3 tahun sekali. Tetapi kalau sudah ada faktor risiko sedang atau berat, jangan setahun, bisa lebih rapat lagi misalkan 6 bulan atau 3 bulan sekali," tuturnya.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Shah Rukh Khan Nangis Nonton Lesty Cover Lagu Hati yang Kau Sakiti? Ini Faktanya

Selain riwayat keluarga, risiko diabetes juga bisa datang kepada orang yang malas berolahraga atau mengalami obesitas.

Manajemen penyakit harus dilakukan oleh mereka yang terlanjur terkena diabetes. Pengelolaan itu diperlukan untuk mencegah munculnya komplikasi seperti stroke ataupun penyakit jantung.

Rekomendasi berupa diet sehat disampaikan oleh Prof. Ketut Suastika untuk memperbaiki kadar gula darah.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Selasa, 17 November 2020: Leo Dihiasi Kebebasan, Taurus Jangan Pungkiri Ide Liar

Selain itu, berhenti merokok, melakukan perawatan psikologis, dan melakukan kegiatan fisik bisa dilakukan. Terkait asupan makanan, berikut komposisi yang dianjurkan:

  1. Karbohidrat 45-60 persen
  2. Lemak 20-25 persen (lemah tak jenuh kurang dari 10 persen, lemah jenuh kurang dari 7 persen)
  3. Protein 10-20 persen
  4. Natrium kurang dari 2300 mg per hari
  5. Cukup vitamin dan mineral
  6. Kalori basa (di setiap harinya) 25-30 kcal per berat badan ideal

Terkait berat badan ideal, penghitungannya adalah 90 persen {tinggi badan dalam satuan cm -100} x 1 kg). Aktivitas fisik yang dianjurkan adalah jenis aerobik dari 10-30 menit per hari dan dilakukan 4 kali seminggu.

Baca Juga: Amerika Serikat Sumbang 83 Ventilator untuk Penanganan Covid-19 di Jawa Tengah

"Kalau gula darah masih tinggi bisa dengan obat-obatan, tetapi ini sangat kompleks. Saya anjurkan pasien berkonsultasi dengan dokter.

“Setiap individu itu khas, diabetes tidak semua sama (pada setiap penyandangnya) misal, ada saraf rusak, ada usia lanjut, dipilih obat sesuai," tutur Prof Ketut Suastika.***

Editor: Evi Sapitri

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah