Bolehkah Ibu Hamil dan Menyusui Konsumsi Jamu dan Madu? Dokter Menyarankan Seperti Berikut ini

- 13 November 2020, 10:06 WIB
Ilustrasi madu
Ilustrasi madu /Pixabay/stevep/

Dua bahan lainnya yang juga kerap digunakan yakni kunyit dan temulawak, terdapat kandungan kurkumin yang bisa melindungi dari anemia dan hipertensi. Serat tingginya pun dapat mengontrol kadar "kolesterol jahat".

Kunyit bisa membantu meredakan peradangan yang disebabkan edema, sekaligus risiko mastitis, juga berfungsi mengobati cedera dalam, jahitan luar dan luka serta infeksi pasca persalinan.

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Beredar di Medsos Video Pidato Anti-Islam di Parlemen Prancis, Tinjau Faktanya

Sedangkan temulawak dapat meningkatkan produksi ASI pada masa menyusui.

"Walaupun berasal dari bahan dan tanaman alami, saat mengonsumsinya kita tetap harus memperhatikan tanda-tanda yang ditunjukkan oleh tubuh kita. Dengan demikian kita dapat merasakan apakah bahan yang dikonsumsi memberikan efek yang baik bagi tubuh," kata Asri.

Medical Expert Combiphar, dr. Carlinda Nekawaty menyarankan, ketika dalam kondisi khusus seperti hamil atau menyusui diperlukan kesadaran terhadap kondisi tubuh usai mengonsumsi herbal maupun madu, agar dapat merasakan reaksi baik yang kecil maupun besar.

Baca Juga: Sikapi UU Cipta Kerja, Dosen Unair Ungkap 3 Hal Ancam Pembela Lingkungan dan HAM

"1.000 hari pertama kehidupan, termasuk 270 hari di dalam kandungan, merupakan masa penting yang akan memengaruhi kondisi kesehatan dan tumbuh kembang bayi di masa depan. Untuk itu, bijak dalam mengutamakan kesehatan selama masa kehamilan dan pasca persalinan harus menjadi prioritas ibu," ujar dia.

Kini, ramuan herbal dan madu telah tersedia dalam bentuk kemasan, Menurut Carlinda, para wanita hamil dan menyusui diperlukan perhatian tentang beberapa hal saat mengonsumsi herbal dan madu agar tetap aman untuk sang ibu dan janinnya.

Hal pertama yang harus diperhatikan, jenis kandungan dalam bahan yang akan dikonsumsi agar mengetahui reaksi alergi atau bahkan efek samping yang bisa membahayakan ibu maupun bayi.

Halaman:

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah