7 Tips Mencegah Gagal Jantung bagi Penderita Hipertensi, Salah Satunya Membatasi Konsumsi Garam

- 12 November 2020, 17:15 WIB
Ilustrasi Hipertensi
Ilustrasi Hipertensi /Pixabay/

PR INDRAMAYU – Hipertensi dapat menyebabkan gagal jantung yakni kondisi kronis yang secara panjang dapat memburuk secara bertahap. Hal ini diungkap dokter spesialis jantung pembuluh darah RS Jantung Harapan Kita, BRM Ario Soeryo Kuncoro.

Saat terkena hipertensi, pembuluh darah di jantung menyempit sehingga kinerja pemompa darah itu pun menjadi lebih berat.

Penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah tersebut akan mengakibatkan menebalnya dinding ruang pompa jantung (left ventricular hypertrophy). Secara jangka panjang, risiko gagal jantung pun meningkat akibat hipertensi.

Baca Juga: Peringatan Hari Kesehatan Nasional, Bambang Bagikan Masker dan Ingatkan Warga 'Pandemi Masih Ada'

Di saat itu, jantung harus bekerja keras untuk tetap bisa bekerja memompa darah. Tekanan pada pembuluh darah pun menjadi berkali lipat. Tak ayal, penyempitan arteri terjadi yang mengakibatkan darah menjadi sulit mengalir ke seluruh tubuh dengan lancar.

"Dengan demikian, hipertensi membuat kerja jantung menjadi berlebihan untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan oksigen dan nutrisi, namun kondisi jantung menjadi lebih sulit bekerja sehingga pada akhirnya jatuh ke kondisi gagal jantung," ujar Ario Soeryo Kuncoro pada Kamis, 12 November 2020.

Jika seseorang memiliki tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg, orang itu bisa dikatakan menderita hipertensi.

Baca Juga: Waspada! Pandemi Covid-19 Bisa Timbulkan Masalah Kesehatan Mental

Sebanyak 31,6% penderita hipertensi adalah mereka yang berusia 31-44 tahun, 45,3% berusia 45-54 tahun, dan 55,2% diderita orang berusia 55-64 tahun.

Cara untuk mencegah hipertensi agar tidak sampai gagal jantung adalah dengan mengelola tekanan darahnya. Di antara tips untuk mencegah hipertensi adalah sebagai berikut:

1. Menjaga berat badan ideal

2. Berolahraga dengan teratur

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Zat Fluoride di Pasta Gigi Sebabkan Osteosarcoma? Simak Faktanya

3. Membatasi konsumsi garam

4. Mengubah pola makan

5. Berhenti merokok

6. Mengukur tekanan darah secara benar dan berkala

7. Patuh saat menjalani pengobatan

Baca Juga: Tak Terdampak Pandemi Covid-19, Rotan Cirebon Tembus Mancanegara

Selain tujuh hal di atas, dokter akan menganjurkan konsumsi obat pengendali darah tinggi secara kombinasi sejak awal pengobatan. Hal ini sesuai konsensus penatalaksanaan hipertensi agar dapat mencapai tekanan darah sesuai target.

Pada masa pandemi Covid-19, mereka yang menderita hipertensi dianjurkan oleh Ario Soeryo Kuncoro untuk menjalani isolasi mandiri dan tetap meminum obat hipertensi.

Selain itu, mereka juga perlu memeriksa tekanan darah di rumah dengan Ambulatory Blood Pressure Monitoring (ABPM) atau home blood pressure monitoring (HBPM).

Baca Juga: Mengenal Wabah dan Penanganannya di Indonesia, Dua di Antaranya Terjadi di Zaman Belanda

Jika mereka ingin berkonsultasi dengan dokter, hal itu cukup dilakukan melakukan panggilan telepon atau video.

Bagi mereka yang terjangkit Covid-19 dan menjalani rawat inap, mereka tetap perlu mengonsumsi obat anti-hipertensi dan tidak perlu menggantinya dengan jenis obat lain.

Mereka juga perlu melakukan monitoring aritmia, dan memeriksa kalium. Pasalnya, sering terjadi kasus pasien Covid-19 yang memiliki kadar kalium yang rendah dalam darah (hypokalemia).***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah