Pilkada di Kala Pandemi? Simak Tips Berikut Agar Aman dalam Mengikutinya

- 22 Oktober 2020, 20:35 WIB
ilustrasi Pilkada 2020
ilustrasi Pilkada 2020 /Foto: Antara//

PR INDRAMAYU ­– Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak tahun ini bertepatan dengan pandemi Covid-19 yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Tentu kita khawatir akan adanya potensi penularan saat berkumpul di Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Bagaimana cara menyiasatinya agar terhindar dari potensi penularan Covid-19 di TPS?

Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari Healthline, simak tips berikut agar kita dapat melindungi diri saat memberikan suara nanti. 

Baca Juga: Rayakan Hari Jadi yang ke-40, Fiat Panda Hadirkan Pembaharuan Model yang Ciamik

1. Pahami risikonya

Sebelum mengikuti pemilu, kita perlu mempertimbangkan risikonya terlebih dahulu. Hal ini diungkap profesor epidemiologi dari The George Washington University, Anne Monroe. Kita perlu memperhatikan apakah pihak penyelenggara memberlakukan tindakan pencegahan atau tidak.

Kita pun harus memastikan apakah diri kita telah aman atau belum terpapar Covid-19, apakah kita merasa nyaman saat memasuki ruang publik, dan sebagainya. Memahami risiko dapat membantu kita merasa lebih nyaman saat mengikuti pemilu nanti.

“Perlu memeriksa kondisi kesehatan orang-orang, kondisi kesehatan masyarakat luas, bagaimana tingkat penularannya, apakah mereka punya anggota keluarga yang rentan, apakah anak-anak mereka ke sekolah lagi atau tidak, apakah mereka ke kantor lagi atau tidak,” ujar Monroe.

Baca Juga: Satu Tahun Kepemimpinan Jokowi-Amin, Berikut Sederetan Kinerja Bidang Polhukam Kata Mahfud MD

2. Pahami panduan resmi dari pihak penyelenggara

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) telah merilis panduan pelaksanaan pemilu selama pandemi Covid-19. Lembaga tersebut merupakan institusi kesehatan nasional Amerika Serikat (AS) yang berpusat di Georgia.

TPS diharapkan menjadi tempat yang aman untuk beraktivitas selama pandemi. Di lokasi tersebut, perlu adanya penanda untuk tempat berdiri, rute yang dilalui calon pemilih, rambu untuk menghindari keramaian, dan anjuran menjaga jarak.

Jaga jarak memang mengakibatkan mengularnya antrian di TPS, namun hal tersebut relatif aman. Hal yang perlu diperhatikan selain menjaga jarak adalah memakai masker dan membatasi interaksi. Hal ini diungkap profesor ilmu kesehatan anak di bidang penyakit menular asal AS, Annabelle de St. Maurice.

Baca Juga: Peringati Hari Santri Nasional, Ma'ruf Amin Tilik Peran Penting Santri Turut Berjuang Lawan Penjajah

Waktu yang dibutuhkan untuk masuk ke bilik tidak lebih dari 5 menit. Tanpa berbincang dengan sesama pemilih, itu adalah waktu yang cukup untuk mengikuti pemilu.

Seandainya ada pemilu yang memiliki keterbatasan (disabilitas), hal itu merupakan tantangan bagi pihak penyelenggara. Alternatifnya adalah membiasakan calon pemilih tersebut dengan arena TPS agar saat pemilihan nanti tidak membutuhkan waktu lama.

3. Lakukan pencegahan ekstra untuk yang berisiko tinggi terhadap Covid-19

Bagi calon pemilih yang berisiko tinggi terhadap Covid-19, perlu ada pertimbangan khusus saat akan memberikan suara. Hal ini juga berlaku saat mereka akan berbelanja atau mengunjungi ruang publik.

Baca Juga: Banyak Aktivitas dan Sering Gendong Sang Buah Hati, Intip Tips Cegah Tulang Keropos '3S' ala Raisa

Perlu ada perhatian ekstra untuk mereka. Jaga jarak dan praktik cuci tangan mereka perlu untuk diperhatikan. Selain itu, mereka juga perlu datang lebih awal.

Jika mengunjungi TPS dipandang berbahaya bagi kesehatan, Maurice menyatakan bahwa memilih dengan medium surat bisa menjadi solusi. Jika perlu, pastikan calon pemilih tersebut membawa obat-obatan yang dibutuhkan.

Kita perlu membuat rencana saat akan mengikuti pemilu nanti. Dokter bisa membantu kita dalam menyusun rencana tersebut. Hal ini juga berlaku buat mereka yang tinggal bersama orang-orang yang berisiko juga.

Baca Juga: Rilis Ponsel Terbaru, Oppo A92 6GB Jadi Pesaing Ketat Poco X3 NFC dan Realme 7, Cek Spesifikasinya!

4. Perlukah menjalani tes terlebih dahulu setelah ikut pemilu?

Menurut Monroe, kita tidak perlu menjalani tes setelah pemilu. Namun, hal tersebut menjadi penting jika:

- Lokasi penyelenggaraan pemilu memiliki tingkat transmisi tinggi

- Dilaporkan ada kluster dari TPS yang kita datangi

- Kita khawatir karena telah berinteraksi dengan rekan dan orang terdekat yang memiliki tingkat risiko tinggi

Baca Juga: Pemerintah Dukung Ekspansi Bioskop 'Konvensional' ke Platform Digital, Produk Bajakan Jadi Sorotan

Monroe juga menyarankan untuk datang lebih awal saat akan mengikuti pemilu (jika panitia penyelenggara memfasilitasi hal itu), karena kerumunannya masih sedikit.

5. Perhatikan kesehatan mental dan emosi kita

Hal lain yang perlu diperhatikan selama pemilu adalah kecemasan atau kesehatan mental. Tahun politik memang memunculkan ketegangan yang berpotensi mendatangkan kecemasan.

Bagi kita yang selama ini patuh menjaga jarak lalu tiba-tiba mendatangi kerumunan (untuk mengikuti pemilu), risiko kecemasannya bisa lebih tinggi. Bagaimana mengatasinya?

Baca Juga: Kasus Positif Covid-19 di Amerika Serikat Melonjak Tajam, Evers: Teman-teman, Tolong Tetap di Rumah!

Kita tidak perlu ragu untuk menghubungi layanan konseling kesehatan, terapis, atau konselor kesehatan yang sudah ada di setiap kota.

6. Tetap Waspada

Protokol kesehatan yang telah dibuat belum tentu dipatuhi semua orang. Kita tetap perlu waspada untuk menjaga kesehatan dan keselamatan kita.

Di antara kiat waspada itu adalah menyusun rencana untuk hari H nanti dan melihat-lihat terlebih dahulu lokasi TPS sebelum memilih. Hal ini dapat meredakan kecemasan saat akan mengikuti pemilu.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Healthline


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x