KULTUM RAMADHAN Tarawih Hari Ini: 5 Hal yang Menghilangkan Pahala Puasa, Hanya Dapat Lapar dan Haus!

- 24 April 2021, 18:30 WIB
Perbuatan Penyebab Rezeki Tidak Lancar, Hindari Menyakiti Hati Orang Tua dan Berbohong
Perbuatan Penyebab Rezeki Tidak Lancar, Hindari Menyakiti Hati Orang Tua dan Berbohong /Unsplash/Simon Infanger

PR INDRAMAYU - Bulan Ramadhan, ada satu ibadah wajib yang dilakukan umat Muslim, yaitu berpuasa.

Saat berpuasa, ada hal-hal yang harus dihindari umat Muslim agar ibadah puasa yang dilakukan tidak batal.

Sebab Rasulullah SAW Bersabda jika banyak orang yang berpuasa hanya mendapat lapar dan haus, tanpa mendapatkan pahala.

Baca Juga: Wajib Bentuk Panitia Penyelenggara, Kota Bandung Izinkan Salat Idul Fitri 2021 Berjemaah

رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوعُ وَالْعَطَشُ

“Betapa banyak orang berpuasa yang hanya memetik lapar dan dahaga.” (HR. Ibnu Majah)

Sehingga umat Muslim wajib tahun lima hal yang membatalkan pahala puasa.

Rasulullah SAW Bersabda :

خَمْسَةُ اَشْيَاءَ تُحْبِطُ الصَّوَمَ : اَلْكَذِبُ، وَالغِيْبَةُ، والنَّمِيْمَةُ، وَالْيَمِيْنُ الْغَمُوْسُ، وَالنَّظَرُ بِشَهْوَةٍ

"Lima perkara yang bisa menghapus pahala orang yang berpuasa, yaitu dusta, ghibah, adu domba, melihat dengan syahwat, dan sumpah palsu”. (HR.Ibn Majah)

Baca Juga: Usai Protes Soal Toa Masjid, Zaskia Adya Mecca Tak Berkutik Disindir Warga: Bangunin Sahur Diomelin

Simak lima perkara yang membatalkan puasa seperti diberitakan PikiranRakyat.com sebelumnya dalam artikel berjudul Teks Ceramah Ramadhan 24 April 2021, 5 Amalan yang Bisa Menghapus Pahala Puasa.

Pertama, Berbohong atau Berdusta

Yakni menyampaikan informasi yang tidak berdasarkan fakta sesungguhnya, baik dari ucapan ataupun tulisan.

Seringkali seseorang mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan nya, atau bahkan menyampaikan suatu berita Hoax di berbagai media baik melalui FB, IG Whats Up atau media yang lainnya.

Baca Juga: Catat Tanggalnya, Kota Bandung Bakal Tutup Terminal hingga Bandara

Jika hal ini dilakukan maka tentu bisa membatalkan pahala puasanya.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah menekankan, “ siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta (tetapi justru) mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan (saat puasa)’ (HR. Bukhari)

Kedua, Ghibah atau Menggunjing

Yakni perbuatan yang membicarakan keburukan orang lain. Rasulullah menegaskan, ghibah ini adalah "kau ceritakan hal tentang saudaramu, yang jika ia mendengar, maka ia tidak rela". Maka Allah SWT telah mengharamkan perbuiatan ghibah, sebagaima dalam Firman nya :

وَلَا يَغۡتَبْ بَّعۡضُكُمۡ بَعۡضًا‌ ؕ اَ يُحِبُّ اَحَدُكُمۡ اَنۡ يَّاۡكُلَ لَحۡمَ اَخِيۡهِ مَيۡتًا فَكَرِهۡتُمُوۡهُ‌ ؕ وَاتَّقُوا اللّٰهَ‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيۡمٌ

“Dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat, Maha Penyayang”. (Q.S Al Hujurat : 12)

Baca Juga: Kabar Terkini Kapal Selam KRI Nanggala 402, Sudah Muncul di Permukaan Tanpa Pergerakan?

Ketiga, Mengadu Domba

Yakni menciptakan permusuhan atau pertikaian dua pihak yang awalnya rukun. Tindakan ini biasanya merupakan tindak lanjut dari gunjingan atau fitnahan seseorang.

Apapun motifnya baik hanya karena iseng atau memang mengambil keuntungan semata hukumnya haram, dan jika dilakukan pada saat berpuasa maka akan membatalkan pahala puasanya.

Baca Juga: Diterpa Masalah Rumah Tangga, Ternyata Sule Sempat Jaga Privasi Keluarga Sebelum Kabar Berembus Kencang

Keempat, Bersumpah Palsu

Yakni bersumpah karena ingin menutupi suatu kebohongan, dengan maksud seolah-olah perkataan nya benar-benar bisa dipercaya orang lain, maka hal ini haram hukumnya karena akan menimbulkan kezaliman, dan merugikan orang lain.

Kelima, Memandang dengan syahwat

Yang dimaksud syahwat di sini adalah adanya suatu dorongan dalam hati untuk memandang.

Oleh karenanya, akan disayangkan jika seseorang dalam situasi berpuasa, terus-menerus memandang sesuatu yang bisa membangkitkan syahwatnya, sehingga bisa berdampak hilangnya pahala puasa.*** (PikiranRakyat.com/Gita Pratiwi)

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah