Tips Mudah Atasi Demam Panggung, Salah Satunya Hindari Minuman Beralkohol

9 November 2020, 22:00 WIB
Ilustrasi cemas. /Pixabay/Engin_Akyurt /

PR INDRAMAYU – Saat seseorang merasa cemas kala akan berinteraksi dengan orang lain, sejatinya ia tengah mengalami kecemasan sosial.

Istilah yang menunjukkan perasaan cemas atau takut saat bersosialisasi tersebut disebut juga dengan “demam panggung”.

Gejala yang timbul saat mengalami kecemasan tersebut adalah berkeringat, gemetar, otot menegang, dan sebagainya.

Baca Juga: Simak Tips untuk Sutradara Pemula Agar Produksi Fim Berjalan Lancar

Munculnya benjolan di tenggorokan, jantung berdebar, pusing, mual, dan nyeri juga bisa terjadi pada orang yang mengalami demam panggung tersebut.

Hal ini diungkap psikiater dan ahli psikosomatis RS OMNI Hospital Alam Sutera, dr. Andri. Ia menuturkan bahwa terkadang mereka yang mengalami kecemasan sosial kerap dirundung rasa bersalah atau ingin melarikan diri.

Mereka kerap kali ingin menghindar saat harus menjadi pusat perhatian, tampil di depan khalayak, atau menghindari orang yang dianggapnya punya kedudukan lebih tinggi meskipun masih berstatus keluarga.

Baca Juga: Pemeriksaan Berlanjut Terkait Dugaan Video Syur, Polisi akan Segera Periksa Gisel

"Kecemasan yang intens secara terus menerus dari penderita kecemasan sosial dapat memengaruhi kesehatan fisik atau dikenal dengan istilah psikosomatik, yaitu keluhan fisik yang timbul atau dipengaruhi oleh pikiran atau emosi, bukan oleh alasan fisik, seperti luka atau infeksi," ujar dr. Andri.

Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari ANTARA, di antara beberapa tips yang diberikan dr. Andri adalah sebagai berikut:

1. Membekali diri dengan informasi terkini agar memudahkan kala berbincang dengan lain

2. Membiasakan datang ke acara tepat waktu agar dapat melihat satu per satu orang yang datang

Baca Juga: Sikapi 'Link Pemersatu Bangsa' Terkait Kasus Video Syur, Psikolog: Ada Standar Ganda

3. Mengonsumsi makanan sehat

4. Rajin berolahraga

5. Menghindari minuman beralkohol

Pandemi Covid-19 memungkinkan media sosial dapat menjadi penyebab munculnya kecemasan tersebut.

Informasi yang didapat dari media sosial bisa memicu timbulnya kecemasan. Pasalnya, informasi itu bisa saja tidak benar alias hoaks.

Perubahan sosial secara cepat, mendadak, dan terus menerus saat pandemi ditengarai menimbulkan kepanikan. Hal ini diungkap salah satu kreator konten kesehatan mental, Dimas Alwin.

Baca Juga: Tetap Gugat Hasil Pilpres atas Kekalahannya, Tim Kampanye Trump Siap Tempuh Jalur Hukum

"Informasi soal Covid-19 sering disajikan dengan cara kurang tepat atau bertujuan menakut-nakuti dan content-nya tidak diverifikasi terlebih dahulu sehingga membingungkan pembaca.

“Kita tahu virus ini bisa menyebabkan terganggunya kesehatan, menurunnya kualitas hidup, dan menyebabkan kematian sehingga informasi yang disajikan haruslah bersifat edukatif agar pembaca memiliki pemahaman yang benar dan mematuhi protokol kesehatan, bukan sebaliknya menjadi khawatir," tutur Dimas.

Hendaknya kita lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Dokter spesialis paru di RSUP Persahabatan, Erlina Burhan, mengungkapkan hal sama bahwa banyak informasi hoaks di internet terkait Covid-19.

Baca Juga: Terkuak! Berikut Alasan Mengapa Seseorang Suka Merekam Video tak Senonoh

"Hoaks ini tidak ada habisnya, di media sosial 50 persen isinya hoaks, tidak usah dipercaya. Hanya modal jempol, orang bisa membuat rusuh," ujarnya.

Contoh yang disebutkan Erlina adalah hoaks tentang Covid-19 yang menyebabkan pasien Covid-19 enggan datang ke rumah sakit. Kecemasan ditengarai menjadi penyebabnya. Akibatnya, banyak di antara mereka yang meninggal di rumah.

Akibat hoaks tersebut, masyarakat tidak mau datang ke rumah sakit karena takut tertular Covid-19. Padahal, menurut Erlina, rumah bisa menangani Covid-19 lebih baik dari masyarakat.***

Editor: Evi Sapitri

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler