Kembangkan Desain Masker Elektrik, LIPI: Filtrasi Udara yang Dihirup Bisa Bunuh Bakteri dan Virus

4 November 2020, 10:10 WIB
Ilustrasi masker elektrik. (PuriCare Wearable, masker elektronik LG yang dilengkapi fitur filter udara canggih).* /Worldofbuzz.com

PR INDRAMAYU - Desain masker elektrik untuk membunuh virus corona saat udara masuk di dalam masker ini sedang dikembangkan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Seorang peneliti LIPI, Deni Shidqi Khaerudini menjelaskan fungsi filtrasi pada masker elektrik tersebut yang diklaim bisa membunuh bakteri atau virus.

"Filtrasi kedua kami punya desain khusus, sehingga ketika udara yang dihirup itu akan benar-benar terjamin bakteri dan virusnya terbunuh," kata Deni kepada ANTARA yang dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com di Jakarta, Senin, 2 November 2020.

Baca Juga: Amerika Serikat Berdebar, Donald Trump dan Joe Biden Saling Serang di Twitter Hadapi Pilpres AS

Masker bertenaga baterai tersebut dirancang memiliki filter ganda, yakni filter pertama menggunakan tembaga berbentuk kasa atau jaring dengan ukuran mesh, dan filter kedua berbasis sterilizer vortex.

Masker yang tidak perlu dicuci itu juga akan menggunakan sinar ultraviolet C (UVC), sehingga bisa menyinari udara yang masuk dan juga membunuh virus dan bakteri.

"Jadi, ketika sebelum dihirup ibaratnya menjamin bahwa udara yang dihirup benar-benar 'fresh' sudah tidak ada bakteri dan virus," tutur peneliti LIPI tersebut.

Baca Juga: Laut Cina Selatan Memanas, Legislator Minta Pemerintah Siagakan Pengamanan Aset Strategis Nasional

Dengan filter ganda, masker tersebut mengusung konsep ‘trapping’ (menjebak) dan ‘killing’ (membunuh).

Ketika udara masuk, virus dan bakteri terjebak atau terperangkap di filter pertama yang berbasis tembaga. Lalu virus atau bakteri akan benar-benar terbunuh di filter kedua.

"Kami buat 'double' (ganda) filtrasi, pertama untuk perangkap si virus dan bakterinya, yang kedua untuk 'killing' (membunuh) bakteri atau virusnya," tutur Deni.

Baca Juga: Terseok-seok, Prancis Kini Catat Rekor Lebih 1.000 Positif Covid-19 untuk ke-4 Kali dalam 8 Hari

Penyaringan terhadap udara yang masuk ke dalam masker akan menggunakan bantuan elektrostatik untuk membantu menjebak partikel virus dan bakteri.

"Jadi kalau si virus atau bakteri tadi tanpa ada bantuan elektrostatik dia bisa lolos, jadi kita 'trapping', makanya nanti harus ada listrik di situ, nanti kita akan tanam baterai, ada baterai lithium ion di maskernya," ujar Deni.

Sinar UVC akan muncul ketika masker digunakan bukan pada saat masker disimpan atau tidak digunakan.

Baca Juga: Tim Esports BTR Waspadai Tim Tiongkok Jelang PMGC, Luxxy: Gameplay-nya Beda Banget!

Untuk sistem memunculkan sinar UVC tersebut masih dalam konsep yang bisa memanfaatkan sensor khusus atau dibuat dengan menekan tombol tertentu untuk menyalakan.

Masker tersebut dilengkapi dengan baterai, sehingga dayanya dapat diisi ulang sewaktu-waktu dengan alat pengisi daya.

Selain itu, masker tersebut dibuat dengan desain sedemikian rupa sehingga lebih ringan dan efektif, namun tetap dalam bentuk kompak atau kokoh.

"Nanti kami kombinasi di dalamnya dengan sinar UVC, tapi tetap kami buat desainnya ekonomis supaya tetap enak dipakai tidak terlalu berat dan juga efektivitas 'killing' (membunuh) bakteri dan virusnya jadi lebih bagus," tutur Deni.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler