Bahaya Vape Sama dengan Merokok: Bisa Rusak Paru-paru Hingga Risiko Perparah Covid-19!

18 Maret 2021, 14:47 WIB
Ilustrasi vaping dengan vape. /Pexels

PR INDRMAYU – Asumsi masyarakat mengenai vaping (rokok elektrik) yang dianggap lebih aman dibandingkan merokok tembakau tidaklah benar.

Faktanya vaping tetap saja dapat menyebabkan kerusakan paru-paru dan juga bisa mengakibatkan penyakit mematikan.

Kasus penyakit paru-paru terkait vaping dikenal sebagai EVALI yang dimaksud dengan rokok elekrik, atau vaping, atau sebutan lainnya cedera paru terkait penggunaan produk elektronik ini.

Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 15 Telah Dibuka, Segera Daftar, Simak Tahapan Seleksinya

Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari TheHealthy, data menunjukkan hampir 3.000 kasus penyakit paru-paru disebabkan oleh kebiasaan vaping menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

Pendataan yang dilakukan oleh 29 negara bagian mencatat kasus kematian akibat vaping sebanyak 68 kasus.

Orang yang terpapar Covid-19 yang memiliki kebiasaan vaping dapat memperburuk gejala dari virus corona tersebut hingga meningkatkan risiko kematian.

Baca Juga: Soal Dampak Perkawinan Anak, Menteri PPPA: Berpotensi Munculkan Kemiskinan Antargenerasi

Ketika kamu melakukan vape, kamu sedang menghidurp cairan dari kartrid yang terpasang ke perangkat vaping.

Selain nikotin, vape juga mengandung puluhan bahan kimia, bahkan tambahan perasa. Saat kamu melakukan vaping dengan JUUL sama halnya dengan kamu menghisap rokok seharian.

Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari TheHealthy, anak-anak hingga remaja di Amerika Serikat sangat menyukai vape karena memiliki berbagai rasa yang menarik seperti permen karet, mangga, dan mint.

Baca Juga: Tim Bulu Tangkis Indonesia Harus Mundur dari All England 2021, Berikut Kronologi Lengkapnya

Di Amerika Serikat, penggunaan vape pada siswa sekolah menengah meningkat 900 persen antara tahun 2011 dan 2015.

Zat utama yang terdapat dalam vape yakni propilen glikol dan gliserin nabati akan menghasilkan bahan kimia saat dipanaskan. Zat inilah yang akan merusak saluran pernapasan

Meskipun akan sangat sulit jika kamu ingin berhenti vaping, tapi banyak manfaat yang akan kamu rasakan jika kamu mulai mencobanya.

Baca Juga: Song Kang dan Han So Hee Akan Bintangi Drama Romantis Terbaru I Know But, Ini Bocoran Alur Ceritanya

Seorang pecandu vaping butuh satu bulan penuh untuk merasa sangat tertekan dan butuh usaha keras untuk dapat menghilangkan kecanduan dan tersebut.

Nantinya kamu akan merasakan banyak gejala sementara seperti sakit kepala, berkeringat, gemetar, insomnia, nafsu makan meningkat, kram perut, dan sembelit.

Gejala psikologis juga akan dirasakan ketika kamu mencoba untuk benar-benar menghentinkan vaping, termasuk rasa mengidamkan nikotin, perubahan suasana hati, kesulitan berkonsentrasi, mudah tersinggung, dan kecemasan.

Butuh 20 tahun untuk mengembalikan paru-parumu bersih seperti semula, yakni seperti orang-orang yang sama sekali tidak pernah merokok atau vaping.***

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: The Healthy

Tags

Terkini

Terpopuler