PR INDRAMAYU - Hari Raya Nyepi 2021 akan tiba pada Minggu 14 Maret nanti.
Suasana Bali akan berbeda dari biasanya saat Hari Raya Nyepi.
Apalagi banyaknya umat Hindu di Bali yang beribadah di kediamannya masing-masing untuk merayakan Hari Raya Nyepi.
Baca Juga: 5 Tanda Tubuhmu Terlalu Banyak Konsumsi Lemak, Salah Satunya Sulit Tidur
Makna Hari Raya Nyepi
Hari Raya Nyepi adalah hari pergantian tahun Saka.
Saat Nyepi umat Hindu memiliki filosofi untuk selalu memohon kepada Tuhan, Ida Sang Hyang Widhi Wasa, seperti dikutip PikiranRakyat-Indramyu.com dari Buleleng Kab.
Dilakukan juga penyucian Buana Alit (manusia) dan Buana Agung (alam dan seluruh isinya).
Baca Juga: Mensos Risma Ungkap Fakta Kemiskinan di Indonesia Meningkat Sejak Pandemi Covid-19
Saat Nyepi, umat Hindu tidk boleh melakukan kegiatan pada umumnya.
Misalnya keluar rumah, bekerja, menyalakan lampu dan sebagainya.
Pasti suasana menjadi sepi dari semua hawa nafsu manusia pada hari-hari biasanya.
Hal ini karena adanya Catur Brata Penyepian pada saat Hari Raya Nyepi.
Catur Brata Penyepian terdiri dari
1. Amati Geni, yaitu tidak boleh menggunakan atau menyalakan api serta tidak mengobarkan hawa nafsu.
2. Amati Karya, yaitu tidak melakukan kegiatan kerja jasmani melainkan meningkatkan kegiatan menyucikan rohani.
3. Amati Lelungan, yaitu tidak berpergian melainkan melakukan mawas diri.
4. Amati Lelanguan, yaitu tidak mengobarkan kesenangan/hiburan melainkan melakukan pemusatan pikiran terhadap Ida Sanghyang Widhi.
Baca Juga: Jelang Libur Isra Miraj dan Nyepi 2021, Tjahjo Kumolo Larang ASN untuk Bepergian
Catur Brata Penyepian ini dimulai saat fajar menyingsing hingga keesokan harinya hingga dilaksanakan dalam waktu 24 ja,
Sehingga Hari Raya Nyepi mengandung makna penyucian diri manusia dan alam semesta.
Hal ini berarti juga membuang segala hal yang negatif dan menyambut Tahun Baru Saka dengan hal yang baik, lebih mawas diri salah satunya.***