Mengenal RUU Ekonomi Syariah, Anis Byarwati Sebut Urgensinya Hingga Singgung Soal Substansi

- 15 Oktober 2020, 14:59 WIB
Anggota DPR RI, Anis Byarwati. (Arief/rni/dpr.go.id)
Anggota DPR RI, Anis Byarwati. (Arief/rni/dpr.go.id) /

PR INDRAMAYU - Anggota Komisi XI DPR RI Anis Byarwati menampung masukan terkait dengan Rancangan Undang-Undang (RUU) Ekonomi Syariah dalam diskusi kelompok terarah (Focus Group Discussion/FGD) secara daring.

Dilansir PikiranRakyat-Indramayu.com dari situs Antara, FGD Rabu Hijrah bertema "Urgensi RUU Ekonomi Syariah untuk Peningkatan Kesejahteraan dan Pemerataan Pembangunan dalam Rangka Indonesia Syariah Economic Festival (ISEF)".

Anis dalam pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis, menilai RUU itu sangat substansi dan menjadi penting karena merupakan keinginan bersama dari berbagai elemen.

Baca Juga: Tekan Angka Kecelakaan Lalu Lintas, Operator Jalan Tol Lakukan Kerjasama dengan KNKT

Namun, dia berharap Rabu Hijrah serta pengusung RUU Ekonomi Syariah lainnya mampu menjalin komunikasi dengan semua pihak saat proses politik berlangsung di DPR RI.

"Proses politik di DPR harus betul-betul diperhatikan bahwa ada banyak fraksi di DPR ini. Semua harus diajak komunikasi agar bisa memahami substansi dan urgensi dari RUU ini,“ kata Anis.

Selain Anis, hadir pula sebagai pemantik diskusi, yaitu Ketua Pemuda Dewan Masjid Indonesia (DMI) Arief Rosyid Hasan, peneliti perbankan syariah Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Fauziah Rizki Yuniarti.

Baca Juga: Cek Fakta: Tersiar Kabar Covid-19 Tak Mematikan, Pemerintah dan Media Dituding Bohong, Ini Faktanya

Arief mengatakan bahwa RUU Ekonomi Syariah adalah upaya membangun ekonomi umat. Namun, RUU Ekonomi Syariah sulit terealisasi ketika umat belum kompak melakukan kolaborasi dan saling bekerja sama.

Belakangan, kita semua menyuarakan ekonomi umat tetapi tidak kompak. Dengan demikian, tidak ada dorongan lebih RUU bisa terealisasi.

Kita harus kolaborasi dan bekerja keras bersama," kata Komisaris Independen Bank Syariah Mandiri itu.

Baca Juga: PUBG Mobile Gandeng BLACKPINK, Tampak Penampilan Barunya Mencolok Lebih Cerah

Fauziah Rizki menambahkan bahwa banyak negara yang menjual produk halal, padahal bukan merupakan negara yang mayoritas penduduknya Islam, seperti Inggris (United Kingdom/UK), Filipina, dan Australia.

Mereka mampu mengalahkan Indonesia yang notabene memiliki mayoritas penduduk Islam terbesar dunia.

“Kita kalah dengan UK, Filipina, Australia, dan beberapa negara lain yang mayoritas nonmuslim dalam penjualan produk halal," kata Fauziah.

Baca Juga: Bersiap! 'TikTok Stage with BLACKPINK' Bakal Digelar Sepekan Lagi, Begini Cara Ikutnya!

Menurut dia, sudah saatnya Indonesia menjadi kekuatan ekonomi syariah dunia dengan menjadi pasar terbaik dalam penjualan produk halal terbesar dunia.

Sementara itu, pendiri Rabu Hijrah, Phirman Rezha berpendapat bahwa tren ekonomi syariah yang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir ini harus dibarengi dengan regulasi yang tepat.

"Pencanangan Indonesia sebagai kiblat dunia ekonomi syariah harus didukung semua pihak. Hal ini mendapat sambutan hangat dari berbagai pihak, tinggal bisa saling kolaborasi dan buat terobosan-terobosan baru," kata Phirman.

Baca Juga: Terungkap! Selain Kecewa pada AHY, Alasan Ferdinand Hutahaean Keluar dari Demokrat karena Hal ini

FGD ini kemudian menghasilkan delapan rekomendasi yang disepakati bersama untuk pengawalan sehingga ekonomi Islam ke depan makin meluas dan besar.***

Editor: Evi Sapitri

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah