PR INDRAMAYU - Belum lama ini, beredar sebuah foto yang menunjukkan anggota Front Pembela Islam (FPI) mengobrak-abrik sebuah rumah makan.
Informasi tersebut dibagikan oleh pengguna Facebook dengan nama akun Ok Sal Game Creator SZ.
Dalam unggahannya, ia mengklaim bahwa anggota FPI merusak rumah makan di Ciamis, Jawa Barat.
Baca Juga: Begini Potret Sandiaga Uno Pasca Sembuh dari Covid-19, Singgung Protokol Kesehatan
Unggahan itu juga menyertakan sebuah foto dengan narasi sebagai berikut:
“FPI di Ciamis
MASSA FPI OBRAK-ABRIK WARUNG WARGA,” tulisnya.
Lantas, benarkah jika anggota FPI mengobrak-abrik rumah makan warga di Ciamis, Jawa Barat?
Baca Juga: Iseng Swab Test, Sambal Cireng Rina Nose Malah Positif Covid-19, Begini Kata Peneliti
Sebagaimana diberitakan PikiranRakyat-Pangandaran.com dengan judul 'Cek Fakta: Anggota FPI Dikabarkan Mengobrak-abrik Rumah Makan di Ciamis, Tinjau Kebenarannya', Kapolres Ciamis, AKBP Dony Eka Putra, S.IK.M.H, menyampaikan bahwa foto yang beredar tersebut memang dari organisasi FPI DPW Kabupaten Ciamis.
Namun, mereka mengobrak-abrik salah satu rumah makan itu karena buka siang hari pada bulan Ramadhan tahun 2007 atau sekitar 12 tahun yang lalu bukan baru-baru ini.
Melalui akun Instagram @humaspolresciamis ada klarifikasi atas beredarnya kabar tersebut, berikut pernyataannya secara lengkap:
Baca Juga: Kabar Baik Datang! Subsidi Kuota Internet untuk Murid dan Guru Dilanjutkan Tahun Depan
“Telah tersebar di media sosial video FPI yang mengobrak-abrik rumah makan di Ciamis, sehingga menimbulkan keresahan di lingkungan masyarakat di bulan Ramadan ini.
"Video tersebut merupakan video lama yang diupload pada tanggal 24 September 2007 (12 tahun yang lalu) saat ini kejadian tersebut sudah tidak pernah terjadi lagi, dan Ciamis dalam keadaan aman dan kondusif,” tulisnya.
Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Beredar Foto Cristiano Ronaldo Berpose dengan Produk Insto, Simak Faktanya
Berdasarkan pemaparan di atas mengenai anggota FPI yang mengobrak-abrik rumah makan warga di Ciamis adalah tidak benar.
Oleh sebab itu, informasi tersebut masuk ke dalam kategori hoaks misleading content atau konten yang menyesatkan.*** (Mela Puspita/PR Pangandaran)