PR INDRAMAYU – Beredar video di media sosial Twitter terkait aktivitas begal. Disebutkan dalam narasi di video itu bahwa pelakunya terkena amuk massa akibat aksinya tersebut.
“Detik2 begal Payudara diamuk massa. Demikian narasi yang menyertai konten yang diunggah pada 5 September 2020 tersebut.
Video itu diunggah akun Twitter @NKRI__1 telah mendapat 4,689 likes, 1,591 retweets, dan 417 reply. Video tersebut telah ditonton sebanyak 274 ribu kali.
Baca Juga: Kabar Baik! Erick Thohir Ungkap Distribusi Vaksin Covid-19 Tahap Pertama Untuk 75 Juta Orang
Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari laman Turn Back Hoax, informasi tersebut adalah hoaks. Kategorinya ialah misleading content atau konten yang menyesatkan.
Pemeriksaan fakta atas konten itu dilakukan Natalia Kristian (Anggota Komisariat Mafindo Universitas Indonesia). Mafindo adalah akronim dari Masyarakat Anti Fitnah Indonesia.
Berdasarkan penelusuran, video tersebut mengarah pada sebuah artikel dari laman baomoi.com (salah satu portal berita Vietnam.
Baca Juga: Jelang FFI 2020, Berikut 6 Film Peraih Nominasi dan Kemenangan Terbanyak Karya Hanung Bramantyo
Artikel tersebut memaparkan tentang aksi pencurian kalung milik seorang perempuan menggunakan sepeda listrik. Peristiwa itu terjadi di Jalan Chieu Lieu, Provinsi Binh Duong, Vietnam, pada 2 September 2020 lalu.
Pelaku sempat kesulitan dalam menjalankan aksinya, pasalnya korban memanggil orang-orang di sekitar.
Massa pun mengepungnya, namun pelaku menggunakan sebuah jarum agar dijauhi massa. Namun akhirnya pelaku tertangkap oleh warga.
Baca Juga: Geger Mayat Dalam Koper di Mekkah, Ternyata Warga Tangerang Berusia 18 Tahun
Berdasarkan investigasi polisi daerah Tan Dong Hiep, pelaku bernama Vo Van Hieu. Barang bukti telah diserahkan ke kepolisian di kota Di An dan akan ditangani sesuai prosedur. Di dalam artikel tersebut terdapat foto dan barang bukti berupa kalung.
Berdasarkan penelusuran, video yang diklaim tentang pelaku begal payudara yang diamuk massa adalah hoaks. Kategorinya adalah misleading content atau konten yang menyesatkan.***