PR INDRAMAYU - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan akan memasang sirine tsunami menggunakan teknologi yang sangat sederhana serta biaya pemeliharaan yang sangat terjangkau.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengungkapkan bahwa salah satu permasalahan yang sering muncul dalam sistem peringatan dini tsunami yakni masalahnya pada sirine tsunami.
"Selama ini salah satu kendala dalam operasional dan pemeliharaan sirene tsunami adalah terkait dengan biayanya yang cukup mahal dan suku cadang yang sudah tidak diproduksi lagi," katanya sebagaimana dikutip dalam siaran pers BMKG di Jakarta, Senin 16 November 2020.
Baca Juga: Gading Marten Blak-blakan Bicara Soal Perceraian, Sebut Itu Bagian dari Pelanggaran Komitmen
Selama ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) membangun sirine tsunami menggunakan biaya yang cukup mahal dengan menghibahkannya kepada pemerintah daerah untuk mengoperasikan dan pemeliharaannya.
Sementara berdasarkan data BNPB, dari 158 sirene yang dipasang tahun 2013 hingga 2014 kini tinggal sekitar 58 sirene yang masih beroperasi.
Selain itu, seratus sirine lainnya tidak dapat berfungsi kembali lantaran keterbatasan kemampuan pemerintah daerah dalam pemeliharaan.
Baca Juga: Baru Resmi Menikah, Nathalie Holscher Langsung Diramal Paranormal, Begini Hasilnya
Sejak 2008 hingga 2015, BMKG telah memasang sebanyak 52 sirine tsunami, enam di antaranya telah dihibahkan ke Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan sembilan sirine lainnya dihibahkan ke Pemerintah Provinsi Bali.