PR INDRAMAYU – Data 500 juta pengguna media sosial Facebook diduga bocor, perusahaan milik Mark Zuckerberg itu pun angkat bicara.
Kabar bocornya data pribadi 500 juta pengguna Facebook tentu mengkhawatirkan banyak pihak, begini kata perusahaan milik Mark Zuckerberg tersebut.
Beredar kabar data 500 juta pengguna Facebook bocor, perusahaan Mark Zuckerberg itu menyatakan masalah itu telah diperbaiki.
Baca Juga: Kode Redeem Free Fire Hari Ini Senin 5 April 2021, Ada Weapons Gratis, Pasti Berhasil!
Facebook adalah media sosial yang didirikan Mark Zuckerberg dan keempat kawannya pada 4 Februari 2004.
Perusahaan tersebut memiliki kantor pusat di Menlo Park, California, Amerika Serikat (AS).
Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari laman Reuters, kabar bocornya data Facebook itu disampaikan salah seorang leaker (peretas) yang tidak diketahui namanya.
Baca Juga: Sentuh 252.545 Kasus, Inilah Data Terbaru Covid-19 Jawa Barat Hari Ini Senin 5 April 2021
Kabarnya orang tersebut menawarkan informasi terkait 500 juta pengguna Facebook termasuk nomor telepon dan data lainnya.
Hal sama disampaikan salah satu pendiri perusahaan intelijen kejahatan siber Israel Hudson Rock, Alon Gal.
Alon Gal menyatakan data kumpulan nomor telepon itu diduga telah beredar di kalangan peretas sejak Januari 2021 lalu.
Baca Juga: 1.375.877 Orang Sembuh, Inilah Data Terbaru Covid-19 di Indonesia Senin 5 April 2021 Pagi
Alon Gal mengaku telah melakukan verifikasi terhadap keaslian data tersebut dengan membandingkannya dengan nomor telepon orang yang dikenalnya.
Kabarnya data tersebut tidak hanya berisi nomor telepon, tetapi juga ID Facebook, nama lengkap, lokasi, tanggal lahir, dan alamat surat elektronik (surel).
Pihak Facebook menyatakan data itu adalah data yang sangat lama dan masalah tersebut telah diperbaiki sejak Agustus 2019 silam.
Baca Juga: Prakiraan Hujan Indonesia 5-7 April 2021: Jabar, Jateng, Jatim, Berpotensi Hujan Sedang
“Ini adalah data lama yang sebelumnya telah dilaporkan pada 2019,” demikian pernyataan Facebook dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari laman AP News.
“Kami telah memperbaiki masalah ini pada Agustus 2019,” demikian pernyataan Facebook.
Peneliti keamanan Ukraina pada Desember 2019 lalu menemukan data nama, nomor telepon, dan ID dari total 267 juta pengguna Facebook.
Baca Juga: Jadwal Acara Trans TV Senin 5 April 2021: Drama Korea, Rumpi, Bikin Laper, Keluarga Bosque
Data itu hampir semuanya berbasis di Amerika Serikat dan bisa diakses di internet secara terbuka oleh siapapun.
Sebelumnya pada 2018 lalu, Facebook mematikan fitur pencarian pengguna lain dengan nomor telepon.
Hal ini menyusul kabar firma politik Cambridge Analytica yang mengakses informasi 87 juta pengguna Facebook tanpa persetujuan mereka.***