Waduh, Lagi-lagi India Blokir Puluhan Aplikasi Buatan Tiongkok, Bukan Main, Ternyata Ini Penyebabnya

26 November 2020, 16:37 WIB
Ilustrasi bendera India. /Pexels/Still Pixels

PR INDRAMAYU - Setelah beberapa waktu lalu memblokir penggunaan aplikasi TikTok, India diinformasikan kembali melarang 43 aplikasi dari Tiongkok.

Dalam deretan 43 aplikasi tersebut, diketahui dua di antaranya merupakan situs belanja online Alibaba hingga AliExpress.

Menurut laman Financial Times, pelarangan ini bukan tanpa alasan. Namun juga dikarenakan adanya kampanye terhadap perusahaan teknologi Tiongkok yang tidak menunjukkan tanda-tanda mereda.

Baca Juga: Begini Ramalan Denny Darko Soal Indonesia Usai Kedatangan Habib Rizieq, Fokusnya Ternyata Politik?

Sebagaimana diberitakan Pikiran-rakyat.com dengan judul 'India Larang Lagi 43 Aplikasi Tiongkok, Secara Total Lebih dari 200', Kementerian Elektronik dan Teknologi Informasi India mengatakan aplikasi itu diblokir karena 'terlibat dalam kegiatan yang merugikan kedaulatan dan integritas India'.

Kini pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi itu telah melarang lebih dari 200 aplikasi Tiongkok. Pelarangan dimulai ketika hubungan dua negara itu memburuk sejak Juni 2020, saat terjadinya bentrokan di perbatasan Himalaya.

Menteri Luar Negeri India S. Jaishankar menyebut perselisihan itu sebagai 'krisis paling serius' dalam hubungan dengan Tiongkok sejak 1962.

Baca Juga: Edhy Prabowo Ditangkap, Mahfud MD Selalu Ingatkan Apa yang Disampaikan Firli ke Temannya di KPK

Menteri Teknologi India menggambarkan pelarangan itu sebagai 'serangan digital' yang menyasar pada perusahaan besar teknologi Tiongkok seperti termasuk Alibaba, Tencent dan ByteDance. Perusahaan-perusahaan ini semuanya berinvestasi di pasar India.

Alibaba, misalnya telah berinvestasi di perusahaan pembayaran India, Paytm, dan start-up pengiriman makanan Zomato. Sementara Tencent mendukung aplikasi pendidikan Byju's dan platform olahraga fantasi Dream11.

Investasi Tiongkok juga melambat setelah pemerintah Gujarat mengharuskan investor baru diperiksa oleh pemerintah untuk memblokir 'pengambilalihan oportunistik'.

Baca Juga: Dua Artis Kepergok Bertransaksi Diduga Prostitusi Online, Polisi Bakal Rilis Keempat Pelaku Besok

Perusahaan India telah berusaha memanfaatkan kemarahan nasionalis terhadap Beijing karena konsumen menolak aplikasi Tiongkok.

Perusahaan start-up India, Roposo, Chingari dan Mitron semuanya mencoba untuk masuk dan mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh larangan TikTok.

Pada September lalu, PUBG Corporation, anak perusahaan Korea Selatan Bluehole mengatakan bahwa pihaknya mengambil alih semua tanggung jawab dari Tencent.

Adapun game battle royale PUBG Mobile kembali ke pasar India setelah memutuskan hubungan dengan Tencent Games.*** (Julkifli Sinuhaji/Pikiran Rakyat)

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler