ILMU TAUHID TINGKAT TINGGI: Apakah Allah Bersemayam di Suatu Tempat? Begini Menurut Habib Luthfi

- 21 Agustus 2022, 15:11 WIB
Habib Luthfi bin Yahya mendapat pertanyaan ilmu tauhid tingkat tinggi.
Habib Luthfi bin Yahya mendapat pertanyaan ilmu tauhid tingkat tinggi. /Instagram.com/habibluthfibinyahya.

INDRAMAYUHITS – Dalam satu majelis Habib Luthfi bin Yahya mendapat pertanyaan ilmu tauhid tingkat tinggi.

Sang penanya intinya menanyakan kepada Habib Luthfi apakah Allah SWT bersemayam di suatu tempat?

Sang penanya mengungkapkan salahsatu poin di Alquran Surat Thaha terkait kata ‘istawa’ dalam konteks kalimat ‘Arrahmanu ‘alal ‘arsyistawa’.

Baca Juga: Profil Habib Abubakar Al Adni, Ulama Pemersatu yang Mendirikan Pesantren dan Lembaga Pendidikan Seantero Yaman

“Apakah Arsy itu sama dengan Sidratul Muntaha sebagai tempat Baginda Rasulullah SAW melakukan mikraj? Lalu apakah arti tujuh langit, tujuh bumi? Apakah nama-nama itu menunjukkan bahwa Allah SWT mempunyai tempat? Sekian, terima kasih,” demikian pertanyaan dari penanya.

Menjawab pertanyaan tersebut, Habib Luthfi mengungkapkan kata istawa maknanya adalah yang menguasai.

“Bukan bersemayam, seperti yang Anda katakana,” ujar Habib Luthfi meluruskan.

Baca Juga: Ijazah Sholawat Penangkal Virus dari Habib Luthfi bin Yahya

Habib Luthfi kemudian menyampaikan analogi atau perumpamaan tentang listrik dan orang yang menciptakannya.

“Ini bisa diibaratkan dengan orang yang membuat listrik. Dalam listrik dibutuhkan gardu dan perangkat yang lain,” ungkap Habib Luthfi.

Lebih lanjut Habib Luthfi menjelaskan, pencipta listrik tidak mungkin bersemayam atau duduk di dalam listrik atau gardu listrik tersebut.

Baca Juga: Kisah Habib Luthfi yang Kedatangan Tamu Para Pembesar Bangsa Jin, Minta Ijazah agar Tak Diganggu Manusia

“Akan tetapi ia (penemu listrik) cukup menciptakannya,” ujar ulama asal pekalongan yang menjadi ketua ulama thoriqoh dunia itu.

Bagaimana dengan Sidratul Muntaha? Menurut Habib Luthfi, Sidratul Muntaha dan Arsy adalah dua hal yang berbeda.

“Sidratul Muntaha lebih tinggi dari Arsy,” tandas ulama Nusantara yang disegani itu dilansir dari laman resmi JATMAN, 21 Agustus 2022.

Baca Juga: Habib Luthfi Ungkap Manfaat yang Besar Bagi Siapa Saja yang Mau Istiqomah Membaca Sholawat

Allah SWT, lanjut Habib Luthfi, menempatkan para kekasih-Nya untuk bertemu di Sidratul Muntaha.

Tetapi yang bertemu dengan kekasih itu adalah Allah SWT, yang bersifat al-mukhalafatu lil khawaditsi atau berbeda dengan makhluk ciptaan-Nya.

Tentang tujuh langit dan tujuh bumi, sambungnya, Allah SWT menciptakan sesuatu bukan untuk hiasan. Bukan pula dipakai sekadar untuk pemandangan.

Baca Juga: Loker Agustus 2022: PT Kereta Cepat Indonesia China Buka Sejumlah Formasi Minimal SLTA, Simak Persyaratannya

Tujuh langit dan tujuh bumi, kata dia, memang mutlak ada, tapi bukan hanya logika atau kiasan.

“Kalau Anda berpikiran bahwa Allah SWT mempunyai tempat, itu artinya salah berinterpretasi. Jikalau Allah SWT memiliki tempat, berarti Allah memerlukan tempat. Sesuatu yang memerlukan tempat menunjukkan sesuatu yang lemah. Maka selanjutnya kita bertanya umur tempat dan yang bertempat itu sama atau tidak,” papar Habih Luthfi.

Demikian pula dengan Arsy, ucap Habib Luthfi, yang memiliki waktu bermula dan Allah SWT tidak memiliki sifat bermula.

Baca Juga: Lowongan Kerja Agustus 2022: Bank Indonesia Buka Banyak Formasi, Penempatan di Berbagai Daerah

“Sama persis dengan ayat yang berbunyi lam yalid wa lam yulad wa lam yaqulahu kufuan ahad. Sesuatu yang dilahirkan atau melahirkan itu menunjukkan sesuatu yang lemah. Sebab yang dilahirkan memerlukan tempat, yang melahirkan memerlukan tempat,” ujar Habib Luthfi.

Itu artinya, kata Habib Luthfi, pengertian lam yalid wa lam yulad itu memperlihatkan bahwa Allah SWT tidak dilahirkan dan melahirkan, sehingga Dia tidak memerlukan tempat.

Dikatakan, definisi yang sangat mustahil bila Allah SWT mempunyai tempat. Sebab sebagai Pencipta, tidak dapat diukur dan tidak bermula.

Baca Juga: Habib Luthfi Jelaskan Tata Cara Mandi Rasulullah dan Manfaatnya bagi Kesehatan

“Tempat berangkat dan saat bermula. Setiap yang bermula pasti ada yang menciptakan. Sedangkan Allah SWT sekali lagi tidak memiliki sifat bermula dan tidak ada sekutu, tidak ada yang menyamai-Nya. Itulah perbedaannya. Maka, satu hal yang mustahil kalau Allah Swt mempunyai tempat. Wallahua’lam,” pungkas Habib Luthfi. ***

Editor: Kalil Sadewo

Sumber: JATMAN


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x