Bahan Materi Kultum Ramadhan dengan Tema Berpuasa Moderat

- 7 April 2022, 23:58 WIB
Materi kultum Ramadhan tentang Berpuasa Moderat.
Materi kultum Ramadhan tentang Berpuasa Moderat. /Pixabay.com/ Shujonmoral

INDRAMAYUHITS – Materi Kuliah Tujuh Menit (Kultum) Ramadhan berikut ini bertema Berpuasa Moderat.

Materi ini dilansir Indramayu Hits dari laman UIN SGD dan ditulis oleh Prof Dindin Solahudin, Guru Besar Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Materi Kultum Ramadhan ini bisa disampaikan di berbagai majelis ilmu baik di jedah Sholat Isya menjelang Tarawih atau bakda Sholat Subuh.

Baca Juga: Materi Ceramah Kultum Tentang Ramadhan dan Penyucian Jiwa

Kultum: Berpuasa Moderat

Bagi mereka, dalam Ramadhan, tidak ada waktu dan tempat untuk aktivitas lain. Ramadhan adalah bulan ibadah. Pekerjaan, dagang, dan aktivitas lain ditinggalkan demi ibadah mahdhah dalam segala bentuknya. Ini satu tepian ekstrem.

Di tepian ekstrem lain, sekelompok Muslim lain berpuasa juga secara total. Mereka tinggalkan juga segala aktivitas untuk mengamankan puasa mereka. Hanya saja, hari-hari Ramadan itu bukan mereka isi dengan serbaibadah.

Mereka habiskan waktu siang untuk menonton televisi, bermain gim, tidur, jalan-jalan, dan bentuk-bentuk ngabuburit lainnya. Dengan cara itu, berpuasa tidak terasa berat. Waktu berbuka Maghrib tiba tanpa terasa. Waktu siang tanpa terasa cepat berlalu. Mereka tamat berpuasa tanpa terasa berat hingga hari lebaran tiba.

Baca Juga: Materi Kultum Tentang Ramadhan, Puasa, dan Kesalehan Sosial

Kedua kelompok Muslim di atas dapat memicu kemunculan kelompok Muslim ketiga terkait puasa. Adalah kelompok Muslim yang tidak berpuasa dengan alasan puasa menurunkan produktivitas.

Mereka ingin tetap aktif, energik, dan produktif  bekerja dan berusaha. Mereka tidak mau lemas, malas, dan tiduran seperti teman-temannya yang berpuasa. Mereka duduk tumpang-kaki di kantornya tanpa menghormati Ramadhan minum kopi, merokok, dan makan di waktu siang untuk tetap fit, energik, dan produktif.

Itulah ilustrasi sederhana akibat buruk ekstremitas berpuasa. Kata Imam Nawawi, moderasi itu adalah akurasi dan akurasi itulah kebenaran. “Demikianlah, Kami jadikan kamu sekalian sebagai umat moderat agar kalian menjadi saksi (moderasi Islam) atas masyarakat dan Rasul menjadi saksi atas (moderasi beragama) kamu sekalian (QS al-Baqarah [2]:143).”

Baca Juga: Materi Kultum Ramadhan dengan Tema Mengawal Semangat Beribadah Ramadan

Islam yang benar itu Islam moderat. Umat yang Islami itu umat moderat. Puasa hakiki itu puasa moderat. Maka, sesuai dengan wasathiyyatul islam (moderasi Islam), berpuasa itu seharusnya moderat.

Ramadhan seyogianya merupakan bulan yang produktif. Produktivitas Muslim yang berpuasa akan tetap terjaga bila ia berpuasa secara moderat. Ia berpuasa dalam keberimbangan ibadah mahdhah dan ghair mahdhah.

Ia tetap aktif bekerja dan berwirausaha dalam keadaan berpuasa. Inilah sesungguhnya sinergi antara ibadah dan aktivitas lain, perpaduan antara akal dan ruh, kombinasi antara usaha dan doa, serta ketersambungan kontinum antara dunia dan akhirat. 

Sepanjang Ramadhan, setiap Muslim berbekal diri secara produktif untuk bobot kebermaknaan sebelas bulan lainnya dalam setahun. Bila sasaran objektif puasa adalah peringkat ketakwaan (QS 2: 183), sesungguhnya bekal kehidupan terbaik itulah takwa (QS 2: 197). ***

Editor: Kalil Sadewo

Sumber: UIN SGD Bandung


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x