Hawa Nafsu Selalu Menyelimuti, Inilah Cara Menghindarinya

- 8 Februari 2022, 12:01 WIB
Ilustrasi mengasingkan diri
Ilustrasi mengasingkan diri /pexels/Ari arapoglu

Rasulullah Saw. bersabda: Betapa banyak orang yg berpuasa, tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya selain lapar dan dahaga. (HR. Ibnu Majah).

Baca Juga: Rasulullah Isra Mi'raj dengan Jasad dan Ruh atau Ruhnya Saja? Ini Penjelasan Gus Baha

Maka dari itu, ada yang mengatakan banyak yang berpuasa namun hakikatnya ia berbuka. Sedangkan banyak pula yang berbuka padahal sebenarnya ia berpuasa. Yaitu orang yang tidak berpuasa perutnya tapi ia menjaga anggota tubuhnya dari perbuatan dosa maupun menyakiti orang lain.

Allah Swt. berfirman dalam hadits qudsi: Puasa itu untuk-Ku, dan Akulah yang akan membalasnya (HR. Bukhari).

Dalam hadits qudsi lainnya Allah Swt. juga berfirman: Orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan: bahagia ketika berbuka dan bahagia ketika melihat Jamal (Keindahan)-Ku (HR. Bukhari).

Baca Juga: Habib Luthfi : Generasi Muda Penerus Bangsa Harus Dibentengi dari Paham-Paham Yang Ingin Merusak NKRI

Menurut ahli syariat, yang dimaksud الإفطار (berbuka) adalah makan pada saat matahari tenggelam, sedangkan rukyah adalah melihat hilal pada malam hari raya. Adapun menurut pandangan ahli tarekat الإفطار (berbuka) adalah saat ia masuk ke surga, saat seorang hamba mencicipi semua kenikmatan surga, sedangkan maksud dari kegembiraan ketika rukhya adalah mampu bermusyahadah (menyaksiakan) Allah Swt. secara nyata pada hari kiamat dengan pandangan sirr (tersembunyi).

Puasa Hakikat adalah menahan hati untuk tidak mencintai selain Allah Swt. serta menahan sirr agar tidak mencintai apa yang dilihat kecuali kepada-Nya. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam hadits Al-Qudsi: Manusia adalah rahasia-Ku dan Aku rahasia nya. 

Baca Juga: 5 Pesan Habib Luthfi Soal Nasionalisme dan Pancasila, yang Terakhir Bikin Merinding

Sirr itu bersumber dari Cahaya Allah Swt., maka tidak mungkin berpindah ke selain Allah Swt.. Oleh karena itu tidak ada yang dicintai dan dicari di kolong dunia maupun di akhirat selain Allah Swt. Jika ia jatuh cinta selain kepada Allah Swt., maka batallah puasa hakikatnya dan ia wajib mengqadha puasanya dengan cara kembali kepada Allah Swt. dan menemui-Nya. Ganjaran puasa tarekat dan hakikat adalah berjumpa dengan Allah di alam Akhirat.”***

Halaman:

Editor: Abdul Barih

Sumber: jatman.or.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah