INDRAMAYUHITS – Dalam Islam, perbuatan riya haruslah dihindari. Karena, selain berdampak pada keimanan kepada Allah, juga berefek sosial.
Islam begitu detil mengatur dimensi moral, salahsatunya adalah larangan perbuatan riya. Karena dapat memperburuk hubungan dengan sesama, apalagi di mata Allah SWT.
Dilansir Indramayu Hits dari laman resmi Jatman.or.id, riya (arriya’) berasal dari kata kerja raâ yang bermakna memperlihatkan. Riya adalah memperlihatkan suatu amal kebaikan kepada orang lain.
Baca Juga: Gus Baha : Sabar Ada Tiga Maqom atau Tingkatan
Secara istilah riya adalah memperlihatkan ibadah dengan maksud dan tujuan dilihat manusia dan mengharapkan pujian atas apa yang diperlihatkannya itu.
Riya sinonim dari kata pamer. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kosakata pamer berarti menunjukkan atau mendemonstrasikan sesuatu yang dimiliki kepada orang lain dengan maksud memperlihatkan kelebihan atau keunggulan untuk menyombongkan diri.
Riya termasuk perbuatan yang tercela. Selain berdosa, sifat riya juga merugikan diri sendiri, keluarga, dan orang lain. Bahkan riya itu merusak keimanan, termasuk kedalam syirik kecil.
Baca Juga: PBNU Panggil Ketua PCNU Sidoarjo dan Banyuwangi Karena Diduga Terlibat Politik Praktis
Rasulullah SAW bersabda: Sesuatu yang sangat ditakutkan yang akan menimpa kamu ialah syirik kecil. Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam, ditanya tentang apa yang dimaksud syirik kecil itu, maka beliau menjawab yaitu riya. (HR. Ahmad)