Semar biasanya muncul bersama anak-anak asuhnya Punakawan yang bernama Gareng, Petruk dan Bagong.
Semar adalah Karya Asri seorang penyair Jawa lokal sosok Eyang Semar dan Punakawan pertama kali muncul di Ghatotkoco sroyo karya sastra Empu Panuluh selama Kerajaan Kediri dengan bentuk tubuh yang sangat unik
Semar adalah Simbol kehidupan yang sakral, Semar juga memiliki karakter nyegoro yang berarti memiliki hati seluas Samudera hanya ksatria yang bisa menjadi murid semangat
Dikutip dari Pikiran Rakyat, berikut 10 Nasihat Semar Bodronoyo tentang kehidupan yang menjadi tuntunan untuk kita aplikasikan:
Baca Juga: Digugat Warga atas Tuduhan Pengrusakan Tanaman, Kuasa Hukum 3 Kades di Indramayu Bakal Gugat Balik
1. Mbregegeg, ugeg-ugeg, hmel-hmel, sak dulito, langgeng (Diam, bergerak, makan, meski sedikit, abadi).
Jika diartikan lebih luas, kata-kata semar tersebut bermakna "Daripada berdiri diam (mbregegeg) lebih baik bergerak dan mencoba melarikan diri (ugeg-ugeg) dan mencari makanan (hmel-hmel) meskipun hasilnya sedikit (sak ndulito) tapi itu akan terasa abadi (Langgeng)
2. Urip iku urup (Hidup adalah nyala)
Kehidupan manusia harus dapat memberikan manfaat kepada orang lain. Dengan begitu, hidup akan lebih bermakna.