Menteri Nadiem Beberkan Dampak 1 Tahun Siswa Tak Sekolah di Pandemi Covid-19, Salah Satunya Pernikahan Dini

18 Maret 2021, 16:09 WIB
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim /Antara / Indriani

PR INDRAMAYU - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menyebutkan pernikahaan dini menjadi salah satu dampak negatif setelah 1 tahun sekolah ditutup dan tak melakukan pembelajaran tatap muka.

Ini disampaikan Nadiem Makarim saat menghadiri rapat kerja bersama Komisi X DPR RI, Kamis, 18 Maret 2021.

Penutupan sekolah tersebut merupakan dampak dari pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak 2019 silam.

Baca Juga: Sinopsis Buku Harian Seorang Istri 18 Maret 2021: Nana dan Dewa Ajak Alya Tes Ulang Kehamilan

"Isu sosial yang terjadi (dampak pembelajaran jarak jauh) seperti kekerasan domestik kepada anak berbagai macam resiko seperti pernikahaan dini yang sudah kita membaca di mana-mana," ujarnya dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari kanal YouTube DPR RI, Kamis, 18 Maret 2021.

Tak hanya itu, saat siswa tak lagi belajar di sekolah, mereka kerap dijadikan sebagai tenaga tambahan oleh orang tua untuk meningkatkan ekonomi keluarga.

Tak hanya itu, siswa menjadi putus sekolah karena dipaksa oleh orang tua untuk sama-sama bekerja dan mencari nafkah tambahaan akibat dampak pandemi.

Baca Juga: Telah Dibuka! Segera Daftar Kartu Prakerja Gelombang 15, Simak Syarat dan Caranya

"Ini dampak real dan dampak permanen yang bisa terjadi. Anak itu putus sekolah karena harus bekerja. Ini real yang terjadi di lapangan," sebutnya mengulang.

Tak hanya itu, persepsi buruk orang tua terhadap pembelajaran jarak jauh juga meningkat.

Menurutnya, banyak orang tua tidak bisa melihat peranan sekolah dalam proses belajar mengajar apa bila proses pembelajaran tidak dilakukan di sekolah.

Baca Juga: Tim Indonesia Dipaksa Mundur dari All England, Trending Tagar #BWFMustBeResponsible

"Banyak orang tua merasa ya ini gak ada gunanya saya bayar SPP. Kalau bukan tatap muka. Tidak ada value-nya buat saya," ujarnya menirukan ucapan orang tua.

Persepsi tersebut berdampak permanen dengan banyaknya orng tua yang satu per satu mulai menarik anaknya dari sekolah. Terutama ketika siswa belajar di sekolah swasta.

Dampak berikutnya adalah menurunnya capaian belajar yang disebabkan oleh perbedaan akses dan kualitas selama pembelajaran jarak jauh.

Baca Juga: Bahaya Vape Sama dengan Merokok: Bisa Rusak Paru-paru Hingga Risiko Perparah Covid-19!

Namun semua dampak negatif ini dapat ditekan dengan menerapkan pembelajaran tatap muka secara terbatas.

Dimana sudah mulai dilakukan sejak awal tahun 2021 dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

"Mohon ini di klarifikasi teman-teman media dan Komisi X menjelaskan ini. Karena saya berulang-ulang kali menjelaskan ini. Tapi kenapa mas menteri masih menutup sekolah," ujarnya.

Baca Juga: Facebook Berinovasi Tambah Fitur Baru Guna Dukung Program Vaksinasi Covid-19

Tentunya pembelajaran tatap muka secara terbatas dapat dilakukan dengan mendapatkan dukungan dari kepala daerah masing-masing.

"Itu adalah prerogratifnya Pemda sejak Januari," tandasnya.***

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: YouTube DPR RI

Tags

Terkini

Terpopuler