Hoegeng Iman Santoso memulai karirnya sejak dirinya menjadi salah seorang siswa kursus polisi yang di selenggarakan Kantor Polisi Karesidenan Pekalongan pada tahun 1942.
Kemudian meneruskan pendidikan polisi pada Sekolah Polisi di sukabumi dan lulus pada tahun 1944. Waktu itu berada pada fase pendudukkan jepang.
Setelah Republik Indonesia merdeka Hoegeng Iman Santoso melanjutkan pendidikan kepolisiannya dan lulus PTIK tahun 1952.
Baca Juga: Pidato Monumental Sukarno 1 Juni 1945, Pertama Kalinya 5 Poin Dasar Negara Disampaikan
Sesudah jawa timur, sumatera utara adalah daerah kedua dimana dirinya ditugaskan sebagai kepala reskrim, selepas lulus dari PTIK.
Sebuah sambutan yang luar biasa dia dapatkan, rumah pribadi dan mobil sudah disediakan para cukong judi, ketika pertama kali sampai di sumatera utara.
Bukannya senang, Hoegeng Iman Santoso merasa kesal dan memilih tidur di hotel sambil menunggu rumah dinas siap untuk di tinggali.
Hal ini tidak membuat tukang suap ciut, malah ngotot memenuhi rumah dinas dengan perabotan. Kekesalan Hoegeng Iman Santoso pun memuncak menjadi satu sikap seorang penegak hukum jujur dan profesional.
Dia mengultimatum agar semua perabotan diambil kembali sama si pemberi, dan karena tidak kunjung datang, Hoegeng Iman Santoso mengeluarkan perabotan pemberian tersebut dari rumah dinas, dan menaruhnya di pinggir jalan.