MERINDING! Isi Pidato Kemarahan Sukarno karena Pembahasan Kemerdekaan Bertele-tele, Embrio Lahirnya Pancasila

- 31 Mei 2022, 13:41 WIB
Presiden Sukarno sedang berpidato di depan podium dalam sebuah acara.
Presiden Sukarno sedang berpidato di depan podium dalam sebuah acara. /Anri.go.id

Baca Juga: Ke Kuba, Sukarno Ajari Fidel Castro Soal Revolusi dan Kemandirian Bangsa, Ternyata Dampaknya hingga Kini

Maka saya bertanya kepada tuan-tuan sekalian kenapa Saudi Arabia merdeka, padahal 80% dari rakyatnya terdiri kaum Badui, yang sama sekali tidak mengerti hal ini atau itu.

Bacalah buku Armstrong yang menceriterakan tentang Ibn Saud! Disitu ternyata, bahwa tatkala Ibn Saud mendirikan pemerintahan Saudi Arabia, rakyat Arabia sebagian besar belum mengetahui bahwa otomobil perlu minum bensin. Pada suatu hari otomobil Ibn Saud dikasih makan gandum oleh orang-orang Badui di Saudi Arabia itu!! Toch Saudi Arabia merdeka!.

Lihatlah pula - jikalau tuan-tuan kehendaki contoh yang lebih hebat - Soviet Rusia! Pada masa Lenin mendirikan negara Soviet, adakah rakyat soviet sudah cerdas?

Baca Juga: Perjuangan KH Hasyim Asy'ari Rintis Pesantren Tebuireng di Basis Kejahatan, Kiai Cirebon Dapat Tugas Khusus

Seratus lima puluh milyun rakyat Rusia, adalah rakyat Musyik yang lebih dari pada 80% tidak dapat membaca dan menulis; bahkan dari buku-buku yang terkenal dari Leo Tolstoi dan Fulop Miller, tuan-tuan mengetahui betapa keadaan rakyat Soviet Rusia pada waktu Lenin mendirikan negara Soviet itu.

Dan kita sekarang di sini mau mendirikan negara Indonesia merdeka. Terlalu banyak macam-macam soal kita kemukakan!

Pidato Soekarno berhasil menggetarkan suasana kebathinan para peserta sidang. Anggota BPUPKI terdiri atas 60 orang Indonesia dan 7 orang Jepang. Badan ini dipimpin oleh Radjiman Wedyodiningrat dan R. P. Suroso sebagai wakilnya.

Baca Juga: Sejarah Singkat Kiai Said dan Berdirinya Pesantren Gedongan, dari Pengasingan hingga Misi Ekspansi Dakwah

Sidang mulai mengerucut pada pendapatnya Soekarno mengenai dasar Indonesia Merdeka yang kemudian kita kenal sebagai Pancasila.

Halaman:

Editor: Kalil Sadewo

Sumber: Perpusnas Kemendikbud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x