INDRAMAYUHITS - Gerakan babad habis terorisme sangat dirasakan dari langkah-langkah Polri, Densus 88 Antiteror, dan BNPT.
Operasi terbaru Densus 88 menyasar kelompok yang melakukan propaganda teror di media sosial (medsos) adalah langkah detail bersih-bersih radikalisme.
Seperti dilakukan lima orang yang ditangkap Densus 88 kemarin atas dugaan penyebaran konten berbahaya di medsos adalah bagian dari kelompok Irak and Suriah Islamic State (ISIS).
Ini tergolong fokus sasaran baru Densus. Bila sebelumnya orang-orang yang terlibat dalam aksi teror, masuk aktif dalam jejaring atau yang akan melakukan aksi teror, kali ini melebar pada upaya menghentikan propaganda teror yang jauh lebih berbahaya.
Bahkan dalam operasi tersebut, Polisi menemukan satu fakta baru dari penangkapan lima orang tersangka teroris yang tergabung dalam kelompok Negara Islam dan Suriah atau ISIS.
Hal itu diungkapkan Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan seperti dilansir Indramayu Hits dari laman PMJ 25 Maret 2022.
Ahmad Ramadhan mengatakan, kelimanya kerap menyebarluaskan konten poster bermuatan propaganda terorisme di media sosial. Konten tersebut diperoleh dari kelompok teroris internasional.
"Mereka terhubung dengan jaringan ISIS disana. (Materi) didapat dalam bentuk bukan bahasa Indonesia. Nah, diterjemahkan, gambarnya sama. Kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan Inggris," kata Ramadhan kepada wartawan, Kamis (24/3/2022).