Ia menambahkan, perempuan-perempuan yang terlibat dalam kepengurusan PBNU 2022-2027 merupakan tokoh-tokoh tangguh yang dapat dilihat dari kiprahnya selama ini.
"Bu Khofifah Indar Parawansa yang pasti nanti kami bisa andalkan untuk mengelola berbagai agenda PBNU menyangkut pemberdayaan perempuan," ujarnya.
Selanjutnya, terkait masalah kemanusiaan, Gus Yahya membawa serta Alissa Qotrunnada Wahid yang selama ini juga malang melintang di berbagai forum internasional.
“Ibu Alissa ini pasti bisa kami andalkan untuk mengelola pekerjaan-pekerjaan PBNU terkait dengan nation engagement, dengan kerja sama internasional, juga terkait dengan masalah kemanusiaan yang di dalamnya masalah perempuan sangat menonjol," imbuh kiai kelahiran 15 Februari 1966 itu.
Kemudian, menanggapi ajakan kerja sama PBNU dengan Jerman ia mengatakan bahwa dibutuhkan koordinasi dan komunikasi yang serius untuk mempermudah eksekusi ke depannya.
“Kami bersepakat bahwa perlu ada satu komunikasi yang serius antara NU dan Jerman untuk berbagai kerjasama ke depannya,” kata tokoh yang pernah menjabat sebagai juru bicara (jubir) Gus Dur itu.***