“Dengan tetap berpegang pada kaidah al-muhafadhatu ‘alal qadimisshalih wal akhdzu bil jadidil ashlah, yaitu memelihara tradisi lama yang masih baik (relevan) dan mengambil hal-hal baru yang lebih baik,” katanya.
Baca Juga: Persib Main Keras Musim Ini, Dua Pemain Terpaksa Jadi Kolektor Kartu Kuning Terbanyak
Selama lima tahun ke depan, Ai akan menjalankan empat agenda Gus Yahya dengan perspektif perempuan di dalamnya. Pertama, melakukan konsolidasi organisasi (jam’iyyah). Harapannya, seluruh pengurus wilayah dan cabang NU terdapat pengurus perempuan. Begitu pula lembaga-lembaga agar bisa dipimpin oleh perempuan.
Kedua, Ai akan bekerja untuk memperkuat komitmen keberagaman. Ia menuturkan bahwa moderasi beragama berbasis perempuan dan keluarga menjadi bagian dari membangun peradaban.
“Ketiga, perdamaian dunia dengan mengekspor Islam Nusantara, yang tentu di dalamnya ada peran perempuan khas Indonesia. Keempat, membangun kemandirian jam’iyyah melalui (gerakan) Nahdlatut Tujjar di lingkungan perempuan Nahdliyyin, pemberdayaan ekonomi dan pendidikan untuk perempuan,” pungkasnya.***