INDRAMAYUHITS – Banyak spekulasi muncul pasca meletusnya Gunung Semeru, 4 Desember 2021. Mulai dari argumentasi kira-kira ala orang awam, kepercayaan terhadap mitos, hingga yang menghubungkannya dengan ramalan Jaya Baya.
Kali ini Indramayu Hits ingin menyajikan Analisa ilmiah tentang erupsi Gunung Semeru dari kacamata ilmiah yang pakar di bidangnya. Dilihat dari perspektif ilmiah hasil penelitian dan Analisa akademis yang mumpuni.
Dilansir Indramayu Hits dari portal resmi Institut Teknologi Banndung (ITB), 5 Desember 2021, ahli vulkanologi ITB, Dr. Eng. Mirzam Abdurrachman, S.T., M.T mengungkapan analisanya kenapa Gunung Semeru Meletus kemarin.
Dalam kajiannya, Gunung Semeru mengalami erupsi karena hilangnya beban yang menutup Semeru akibat terkikisnya material abu vulkanik yang berada di tudung gunung.
Dengan kata lain, material aliran lahar yang terjadi di Gunung Semeru merupakan akumulasi dari letusan sebelumnya yang menutupi kawah gunung tersebut.
Bedasarkan catatan yang dikutip dari Magma Indonesia, erupsi Gunung Semeru yang terjadi Sabtu sore, 4 Desember 2021 sekitar pukul 14:50 itu secara visual letusannya tidak dapat diamati. Namun, tetap bisa terekam oleh seismograf.
Baca Juga: Gelandang Persib, Mohammed Rashid Cetak Gol Spektakuler ke Gawang Arab Saudi, Tuai Banyak Pujian
Alat tersebut merekam, terjadi erupsi dengan amplitudo maksimum 25 mm dan durasi 5.160 detik. Pertanyaannya, kenapa gempa efek letusan cenderung tidak dapat dirasakan?