Laporan Terkini dari BPPTKG: Aktivitas Gunung Merapi Makin Tinggi, Begini Penjelasannya

- 20 November 2020, 15:06 WIB
Gunung Merapi difoto dari kawasan Kinahrejo, Cangkringan, Sleman, D.I Yogyakarta, Rabu ( 18/11/2020). Berdasarkan data pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta pada Rabu (18/11) pukul 06.00 WIB - 12.00 WIB Gunung Merapi mengalami 16 kali guguran serta 7 kali gempa vulkanik dangkal. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/aww.
Gunung Merapi difoto dari kawasan Kinahrejo, Cangkringan, Sleman, D.I Yogyakarta, Rabu ( 18/11/2020). Berdasarkan data pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta pada Rabu (18/11) pukul 06.00 WIB - 12.00 WIB Gunung Merapi mengalami 16 kali guguran serta 7 kali gempa vulkanik dangkal. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/aww. /Andreas Fitri Atmoko/Antara Foto

Sehingga, kondisi ini, tidak perlu sangat dikhawatirkan, tetapi harus tetap meningkatkan kewaspadaan.

Kendati demikian, ujar Hanik, bagaimana pun jika terjadi erupsi atau membawa awan panas atau letusan itu, menjadi sesuatu yang berbahaya. Namun, aktivitas Merapi menunjukkan data tidak seperti kejadian 2010.

"Kalau prediksi kami, data seperti kejadian erupsi 2006, tetapi lebih besar sedikit," kata Hanik.

Baca Juga: 500 Nelayan Afrika Terinfeksi Penyakit Kulit Misterius Hingga Alami Luka

Hanik menjelaskan soal pertumbuhan kubah lava di puncak Merapi belum ada yang menuju ke permukaan. Jadi belum ada kubah lava baru di puncak Merapi.

Gunung Merapi hingga saat ini, jarak amannya masih dalam batas maksimum 5 km dari puncak Merapi. Posisi magma yang jelas sudah lebih dangkal, kurang dari 1,5 km dari puncak Merapi.***

Halaman:

Editor: Evi Sapitri

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah