Selain Kasus Mutilasi Berdarah, Megahnya Apartemen Kalibata juga Sarang Prostitusi

- 18 September 2020, 16:06 WIB
Apartemen Kalibata
Apartemen Kalibata /

PR INDRAMAYU - Baru-baru ini apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan menjadi sorotan publik setelah kasus mutilasi terkuak.

Ternyata dibalik kemegahan apartemen tersebut banyak menyimpan berbagai kisah kriminal memilukan di dalamnya.

Mulai dari kasus berdarah mutilasi Hingga menjadi sarang prostitusi

Baca Juga: Warga Bandung Catat Jam nya! Berikut Penjelasan Sistem Buka Tutup yang Berlaku

Berikut ini daftar panjang kasus prostitusi  kerap terjadi di Apartemen Kalibata City, diantaranya:

1. April 2015 

Polda Metro Jaya menggerebek tempat prostitusi di Tower H lantai delapan dan Tower J lantai lima Apatemen Kalibata City, pada Sabtu (25 April 2015) lalu.

Praktik tersebut selama ini juga diketahui oleh sebagian penghuni. Selama enam bulan, dua unit apartemen di tower ini ternyata dijadikan tempat tinggal pekerja seks di bawah umur sekaligus tempat mereka melayani pelanggannya.

Dua unit apartemen yang dijadikan tempat prostitusi, yakni unit nomor 05CT di Tower Jasmine dan unit nomor 08AU di Tower Herbras.

Baca Juga: Bukan Scuba, Berikut 3 Jenis Masker yang Efektif Cegah Penularan Covid-19

Dua tower itu punya fungsi berbeda. Unit apartemen di Tower Jasmine berfungsi sebagai tempat tinggal pekerja seks di bawah umur. 

Sementara unit apartemen di Tower Herbras berfungsi sebagai tempat berhubungan badan dengan pelanggan.

2. Mei 2016 

Polres Metro Jakarta Selatan membekuk N (25), perempuan mucikari prostitusi online di Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan, pada Rabu (16 Mei 2016) lalu. Saat itu, empat pekerja dari mucikari tersebut turut diamankan. 

Baca Juga: Biodata Lengkap LAS Tersangka Mutilasi Kalibata, Berawal Jadi Pelakor Hingga Pembunuh

3. Januari 2018 

Seorang perempuan berinisial NHT tertangkap menjalankan bisnis prostitusi dengan enam PSK, empat di antaranya masih berusia 16-17 tahun.

Menurut Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes yang saat itu masih dijabat Mardiaz Kusin Dwihananto, NHT membuat akun WeChat dengan nama "daun muda" untuk menjajakan para perempuan. Mereka punya jadwal kerja dan penugasan setiap harinya. 

Untuk pijat, pelanggan dipatok Rp250.000. NHT dapat jatah Rp200.000, sementara pekerjanya mendapat Rp50.000. Untuk hubungan seksual, tergantung kesepakatan harga dan waktu dengan pekerja sendiri.***

Editor: Evi Sapitri

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah