Ketika menyampaikan soal perlunya memprioritaskan penguatan kapasitas SDM, pengembangan rumah sakit, balai kesehatan juga industri obat dan alat kesehatan, Monica melihat Jokowi menunjukkan gerak bibir dengan emosi kemarahan.
Campuran ekspresi antara marah, sedih, dan kesal dapat dilihat ketika presiden bicara soal membangun ekosistem nasional kondusif untuk memperluas kesempatan kerja yang berkualitas.
Baca Juga: Kronologi Pasutri Tewas Tumpang Tindih di Jalan Raya, Kondisi Kepalanya Mengenaskan dan Helm Hancur
Jokowi berkata, "Kita ingin semua harus bekerja. Kita ingin semua sejahtera."
Sebagaimana diberitakan Pikiranrakyat-Bekasi.com dengan judul 'Pakar Bahasa Tubuh Bongkar Ekspresi Jokowi ketika Berpidato: Ada yang Tidak Sinkron', Monica berpendapat, campuran emosi marah, sedih, dan kesal secara subtil terlihat ketika presiden mengucapkan kata "sejahtera".
"Dari emosi bawah sadar yang ditampilkan tersebut, terlihat berkesesuaian dengan berita yang sempat heboh saat Sidang kabinet 18 Juni 2020 di mana Jokowi mengancam reshuffle kabinetnya, yaitu Kementerian Kesehatan dan Kemenko Perekonomian," katanya.
Baca Juga: Tega, Seorang Ayah Siksa Anak Kandung Sendiri hingga Tewas karena Tak Diberi Jatah oleh Istri
Satu hal lain yang dianalisis Monica adalah ketika Jokowi bicara soal kinerja Mahkamah Agung yang disebut sangat positif.
Jokowi berkata, "Keberhasilan MA tersebut juga berkat dukungan dari Komisi Yudisial sesuai kewenangannya”.
Monica menuturkan, "Pada kalimat ini muncul mikroeskpresi subtle dengan gerakan bibir yang menunjukkan ekspresi marah dan sedih. Ketidaksinkronan antara pesan verbal dengan non-verbal ini perlu dikaji lebih dalam lagi." *** (Puji Fauziah/PR Bekasi)