Menkes Ungkap Hal Mengejutkan, Ini yang Akan Terjadi Bila Kasus Covid-19 Terus Memburuk

- 14 Juli 2021, 20:44 WIB
Menkes Budi Gunadi Sadikin mengungkap hal mengejutkan, dia memprediksi bila kasus Covid-19 memburuk, ada wilayah yang mengalami masa berat.
Menkes Budi Gunadi Sadikin mengungkap hal mengejutkan, dia memprediksi bila kasus Covid-19 memburuk, ada wilayah yang mengalami masa berat. /PMJ News

PR INDRAMAYU - Bila dilihat data Covid-19 di Indonesia, saban hari menunjukkan peningkatan.

Sementara itu, Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, mengungkap hal yang mengejutkan.

Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari berita Pikiran-Rakyat.com bejudul "Menkes Prediksi Jika Kasus Covid-19 Terus Memburuk, Kondisi Jakarta dan Yogyakarta Paling Berat" Menkes Budi Gunadi Sadikin memprediksi ada dua provinsi yang akan mengalami masa berat.

Disampaikan oleh Menkes Budi Gunadi Sadikin, kedua provinsi yang bakal mengalami masa berat itu adalah Provinsi DKI Jakarta dan DI Yogyakarta.

Baca Juga: Mengenal Kang the Conqueror, Karakter Marvel yang Ada di Serial Loki Episode 6

Namun, menurut Menkes kedua provinsi itu bakal mengalami masa yang berat bila penambahan kasus Covid-19 di wilayah itu terus memburuk dalam satu hingga dua pekan ini.

“Kalau kita memburuk sampai 30 persen atau kira-kira dua sampai tiga persen per hari, dalam seminggu dua minggu ke depan yang berat adalah Yogyakarta dan DKI Jakarta,” tutur Menkes Budi dalam Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI, Selasa, 13 Juli 2021.

Pasalnya, Budi Gunadi Sadikin menuturkan bahwa kedua provinsi tersebut akan mengalami kekurangan tempat tidur rumah sakit, baik untuk isolasi maupun ruang perawatan intensif.

“Karena akan kekurangan tempat tidur isolasi dan ICU,” tutur Budi.

Baca Juga: Layanan Telemedicine Diperluas, Berikut Panduan yang Harus Dilakukan Pasien Covid-19 Isolasi Mandiri

Lebih lanjut, Menkes Budi mengaku pihaknya telah menyiapkan skenario sejak dua pekan lalu dan berdiskusi rutin dengan para gubernur.

Selain itu, Menkes mengatakan, ada dua strategi berbeda yang diterapkan untuk Yogyakarta dan DKI Jakarta.

“Kami sudah membuat skenario ke depan, dibikin sekitar 2 minggu lalu, menghitung kira-kira berapa yang harus kita tambah kalau kasusnya memburuk 30 persen dan ini diupdate tiap minggu,” tutur Budi.

Baca Juga: Layanan Telemedicine Diperluas, Kini Pasien Covid-19 Bisa Konsultasi Online Saat Isolasi Mandiri

Saat ini untuk Yogyakarta, Menkes Budi mengatakan, ada sekitar 2.000 tempat tidur rumah sakit dengan angka keterisian (bed occupancy rate) sebesar 91 persen.

Kendati demikian, jumlah tempat tidur di Yogyakarta ada 8.200 sehingga masih memungkinkan untuk dikonversi, sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman PMJ News.

Menkes Budi menyampaikan, berbeda dengan Jakarta yang sudah lebih dari 50 persen tempat tidur rumah sakit yang dikonversi. Adapun strategi pemerintah dengan mengubah beberapa rumah sakit besar khusus untuk penanganan Covid-19.

Namun, ia mengatakan strategi berikutnya adalah menambah rumah sakit lapangan atau rumah sakit darurat. Berdasarkan pengalaman, pembangunan rumah sakit darurat lebih baik menggunakan fasilitas yang sudah ada ketimbang membuat dari nol.

Baca Juga: Kapan Serial Marvel Loki Season 2 Rilis di Disney+ Hotstar? Ini Dia Jawabannya!

Dalam hal ini, sebagaimana adanya perubahan Asrama Haji menjadi rumah sakit darurat Covid-19. Budi mengatakan, ada sekitar 900 kamar di gedung tersebut yang akan diperuntukkan pasien sedang.

Selain itu, ada pula kerja sama dengan BUMN untuk perubahan satu gedung menjadi ruang ICU.

“Full ICU di sana 100 bed, kalau ada yang berat bisa kami langsung pindahkan,” tutur Budi.*** (Nurul Khadijah/Pikiran Rakyat)

Editor: Irwan Suherman

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah